Sanggul bu polwan part 2
Seminggu yang lalu aku berkunjung ke pos polisi Shela. Aku masih ingat hangatnya di dalam miss v-nya dan lembutnya rambut panjang setali branya. Kali ini aku berniat untuk memuaskan nafsuku dengan mencumbui sekaligus menggunduli rambutnya.
Sesampainya di pos. Aku menemukan Shela tidak seperti biasanya. Biasanya dia menyambut kedatanganku dengan bahagia. Namun kulihat wajahnya murung, apa yang terjadi?
Aku berusaha membujuk Shella untuk cerita, namun dia menangis. Aku langsung mendekap kepalanya di dadaku. Saat itu aku merasakan hal aneh. Aku memegang tepat ditonjolan jilbab polwan ini. Selama 20 tahun, aku bisa membedakan mana cepol rambut asli dan palsu.
Perlahan aku membuka jilbab Shella. Sontak aku terkejut, rambut Shella sudah dibabat habis. Kini model cepak tentaranya membuat dia terkesan tomboy. Aku bertanya apa Shella yang memotong rambutnya. Shella hanya menggelengkan kepala.
Dengan tersengguk sengguk, Shella menunjukan video di Smartphonenya.
Di video, Aku melihat Shella duduk dan diikat di kursi oleh cewek berjilbab yang aku duga berusia 20 tahunan. Kulihat bagaimana cewek itu dengan paksa mengkeramasi Shella, membuat aku terangsang. Kemudian adegan beralih pada pemotongan cepol Shella dengan belati, baru pertama kalinya aku melihat cara memotong seperti ini. Dan terakhir aku menyaksikan cara Cewek ini memangkas rambut Shella yang tersisa hingga seperti ini. Adegan pemotongan rambut ini beralih ke sesuatu yang mengagetkanku. Aku melihat rekaman diriku yang mencumbui Shella seminggu lalu.
Tiba tiba, hape ku berdering, kulihat sesorang ingin video chat denganku. Aku langsung menerimanya
Terlihat wajah yang tak asing di layar video chat itu, dialah si pemotong rambut Shella.
Aku: siapa kamu!?
Dia: nama saya Nisa.
Aku: apa yang kamu lakukan pada...
Dia: pada siapa? Selingkuhan anda? Saya hanya melakukan apa yang biasa dilakukan abang.
Aku: apa maumu?
Dia: aku hanya ingin berkenalan dengan abang. Tak disangka abang sama seperti saya. Hobi kita sama, aku ingin berbagi pengalaman dengan abang.
Aku: apa maksudmu?
Dia: aku menantang abang dalam sebuah kompetisi.
Aku: untuk apa aku terima tantangan itu?
Dia: jika abang tidak mau perselingkuhan abang bocor, abang harus terima.
Aku: oke, terima.
Dia: bagus, besok datang ke lapas dimana Shella kerja.
Aku shock dengan kejadian hari ini. Shella berulang kali minta maaf sambil menangis karena menurut dia ini adalah kesalahannya. "kalau aja aku gak nilang dia, gak akan kaya gini, maafin aku mas" kata Shella. Aku menenangkan Shella, lagipula ini salahku juga.
Keesokan harinya aku datang ke lapas. Shella menyambutku, dia membawaku ke ruangan rahasia. Di sana, tiga perempuan berjilbab sudah menunggu. Satu adalah Nisa dan dua lainnya adalah narapidana cewek masing masing duduk di kursi dan di borgol.
Aku: aku udah menempati janji. Langsung saja apa kompetisinya?
Nisa: dua narapidana ini melakukan pelanggaran berat di penjara. Supaya mereka jera, mereka harus digunduli.
Aku: jadi, kita menggunduli mereka. siapa yang cepat mengguduli, dia yang menang?
Nisa: betul sekali. Jika mas menang, saya akan melakukan apa saja yang diperintahkan mas.
Aku: kamu tahu kan apa yang akan aku lakukan sama kamu?
Dia: aku tahu, tapi jika mas kalah. Mas harus mewujudkan satu permintaan saya.
Aku sudah merencanakan apa yang akan kulakan. Aku tak sabar untuk mengacak acak rambut yang ada dibalik jilbab Nisa.
Kompetisi dibagi menjadi tiga ronde. Pada ronde pertama, kami harus mengotori rambut narapidana cewek masing masing.
Kami berdiri di belakang napi masing masing. Shella bilang, Napi ini berusaha kabur dari penjara sehingga mereka dihukum masuk penjara Isolasi, namun itu tidak cukup untuk membuat mereka jera. Maka dari itu, Shella mengusulkan untuk membotaki mereka.
Napi di depanku duduk menunduk, Rambutnya panjang setali bra dan tebal. Aku langsung mengumpulkannya seluruh rambutnya di atas ubun ubun dan mengikatnya dengan karet dengan sekencang kencangnya hingga si napi kesakitan. Sebelum mengeksekusinya, Shella membebaskan aku dan Nisa untuk 'menghukum' si napi sepuasnya. Mendengar itu jelas membuat aku girang. Aku menarik ekor kuda tebal si napi dengan kencang hingga dia menjerit kesakitan, kepalanya menengadah ke atas langit langit. Setelah itu kujilati dan kukecup lehernya. Tidak puas dengan itu. Setelah itu, aku lepas karet pengikat rambutnya secara paksa. Kemudian ku gelung rambut itu diatas ubun ubunnya.
Aku langsung menurunkan celanaku, dan kukeluarkan Mr P yang sudah dari tadi menegang. Gekung yang kubuat sebenarnya hanya ponytail yang ditekuk sehinga membentuk gelungan. Aku memasukan penisku kedalam kondenya. Kumaju mundurkan penisku, terasa sangat nikmat sekali. Namun kenikmatan ini tidak sesaat, karena aku langsung muncrat di dalam gulungan rambut itu
Kulepaskan gelungannya. Dengan sisir, ku balurkan spermaku ke rambutnya.
Kulihat Nisa melakukan sesuatu yang tak terduga. Napinya memilik rambut yang sama dengan napiku. Nisa menggelung rambut si napi. Namun bedanya, gelungan ini terlihat seperti menara yang menjulang tinggi di ubun ubunya. Nisa menyeret si napi ke lantai. Betapa mengejutkannya, Nisa membuka roknya bahkan celana dalamnya. Setelah itu, dia memasukan gelungan rambut si napi tepat di Miss V Nisa. Nisa menggerakan tubuhnya ke atas kebawah. Gelungan itu terus menyodok miss V nisa seperti dildo. Tak lama kemudian, Miss V Nisa mmemuncratkan cairan ke gelungan si Napi.
Sesi pemotongan dimulai, aku mengikat rambut si napi dengan gaya high ponytail. Kuambil gunting, lalu ku tempelkan gunting itu ke bagian ikatan ponytail si napi. Memang susah memotong kuncir cewek ini karena rambutnya tebal. Selagi aku menggunting, kuperhatikan Nisa memposisikan si Napi berlutut. Dia guyur si napi dengan seember air, lalu dia ikat ponytail si napi. Dari sakunya, dia keluarkan belati. "aku gunakan ini ketika mengeksekusi selingkuhanmu, abang."
Darahku mendidih, aku tak peduli lagi dengan tagisan dan jeritan rasa sakit si Napi. Aku terus menggunting ponytail si napi dengan penuh kekuatan. Akhirnya ekor kuda si Napi telah terpotong. Semenit setelah aku selesai, Nisa baru saja memotong kuncir napinya
Babak pertama dimenangkan diriku. Babak kedua adalah penggundulan. Aku mengambil alat cukur electric dari tasku, Nisa juga melakukan hal yang sama. Tapi gadis ini harus mengeringkan rambut napinya dengan Hairdryer. Ini kesempatan bagiku, aku menyodokan alat cukur ke tengkuk si napi. Aku majukan alat cukur itu hingga membabat semua rambut dari tengkuk ke kening. Aku lakukan lagi dari kanan sampai kiri kepala napi.
Kulihay nisa baru mulai mencukur. Proses pencukuran akhir selesai 10 menit kemudian. Karena aku yang selesai duluan, berarti aku lah pemenangnya.
Shella mengantar dua napi tadi kembali ke sell isolasi. Tinggal aku dan Nisa di ruangan ini.
"seperti yang kamu janjikan, kamu harus ikuti perintah aku, sekarang berlutut dan duduk
Nisa menurti apa yang kukatakan. Aku duduk di kursi di belakang gadis ini. Kuremas gelungan rambut yang tertutup Jilbabnya.
Lalu kubuka ke atas jilbabnya. Terlihat cepol rambutnya yang tebal diikat seperti ponytail tekuk. Langsung saja aku buka celanaku dan kumasukan mr p ku ke dalam cepol rambutnya. Aku bisa merasakan sensasi halus di mr p yang bergesekan dengan cepol rambutnya. Ku terus sodok mr p ini sampai akhirnya aku muncrat di dalam cepol itu.
Aku langsung mengambil gunting kemudian ku dekatkan bilah pisaunya tepat di bawah cepol Nisa. " sebaiknya jangan Bang," kata Nisa.
Cewek itu memperlihatkan hapenya yang menampilkan diriku yang menghairjob dirinya. "abang gak mau kan kalo ini tersebar," kata Nisa.
Aku bertanya apa maunya. Dia berbalik kemudian membuka jilbabnya. Lalu dia tarik ikat rambutnya hingga rambut panjangnya yang se perut tergerai. Sambil dia memainkan rambutnya pada mr p aku,
Nisa menceritakan bagaimana dirinya menjadi Hair Fetish, mulai dari pengalaman traumatisnya dipotong paksa hingga hobinya memotong rambut perempuan.
"abang bisa sepuasnya bermain dengan rambut saya bahkan saya punya kenalan yang rambutnya lebih indah dari saya, asalkan abang berbagi ilmu dan model hair fetish milik abang, deal?" kata Nisa. Mendengar ini, aku tergiur untuk menerimanya. Aku langsung menyetujuinya. Nisa mencabut sehelai rambutnya, kemudian dia lilitkan rambut itu ke mr p ku dan dia cium mr p ku. "anggap ini sebagai plakat perjanjian kita," kata Nisa. Cewek itu berbalik, dia memintaku mengikat cepol rambutnya, aku pun langsung melakukannya. Kemudian dia mengenakan jilbabnya. Sebelum dia pergi, Nisa mengambil dua ikatan rambut Napi tadi. "ini buat aku ya bang," kata Nisa seraya dia keluar ruangan. Aku hanya duduk terheran heran. Sungguh gadis yang aneh
Lanjutkan kak cerita nya ku suka banget dan update nya jgn lama2
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteLanjut bg
Delete