Friday 19 February 2016

Kuncir sang samurai perempuan




Aku tak menyangka ini bakal terjadi. Negeriku ini, jepang, mengalami perubahan yang sangat tak terduga. Negera ini yang awalnya tertutup dengan sekarang membuka dirinya kepada dunia luar. Pemerintah tokugawa yang feodal telah berakhir Dan kekuasaan akhirnya telah dikembalikan ke kaisar.
Restorasi meiji, itulah yang akhir-akhir ini aku dengar. Dalam restorasi meiji, negeriku mengalami banyak sekali perubahan, mulai dari hukum, ekonomi, pemerintahan, pendidikan, bahkan militer.
sejak aku kecil, aku berpikir bahwa aku tidak pantas untuk memegang senjata Dan melindungi negeri ini karena aku dilahirkan di keluarga seorang pedagang. Yang pantas melakukan kedua Hal itu adalah orang-orang yang terlahir dari keluarga samurai. Aku saat itu membayangkan diriku di masa depan hanya melanjutkan usaha toko kelontong milik keluargaku ini. Kini aku sudah dewasa Dan aku menolak untuk melanjutkan toko itu. Aku langsung mendaftarkan diri ke pasukan kekaisaran jepang untuk mewujudkan mimpiku mengangkat senjata Dan melindungi negeri ini.
Setelah dididik Dan dilatih selama setahun, akhirnya aku resmi menjadi salah satu dari pasukan kekaisaran. Sehari setelah pelantikan, aku langsung diberi tugas untuk berpatroli di distrik kanto. Aku berjalan melewati keruman orang sambil membawa sepucuk senapan. Aku menganggap tugas ini sebagai tugas yang mudah, namun bukan Berarti aku tidak serius dalam bekerja. Tiba tiba, aku melihat dikejauhan ada seseorang yang tak asing bagiku. Dia seorang gadis yang usianya Sama denganku. Mengenakan pakaian yukata yang lengan Dan bagian bawahnya pendek. Rambutnya panjang sepantat disanggul tinggi Dan ditusuk dengan 2 tusuk konde. Gadis itu membawa sebilah pedang katana dipinggang kirinya. Kazumi Murakami, itulah nama dari gadis itu. Dia adalah tetanggaku, terlahir dari keluarga samurai. Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Dia dibesarkan sendirian oleh ayahnya yang seorang samurai. Oleh ayahnya, dia diperlakukan seperti seorang laki-laki. Dia diajarkan ilmu pedang, bela diri Dan Hal-Hal yang berkaitan dengan samurai. Kudengar setahun yang lalu ayahnya meninggal karena sakit keras nampaknya Kazumi melanjutkan rutinitas almarhum ayahnya, berpatroli di distrik kanto.
aku langsung berjalan menghampiri dirinya Dan menyapanya. Bukanya membalas sapaanku, dia malah berjalan melewati diriku seakan akan aku tidak ada. "lihat deh gadis yang bawa katana itu, aneh sekali ya dia" kata wanita yang sedang mengobrol dengan seorang pria. "Iya aneh sekali. Baru kali ini aku melihat ada gadis yang berani membawa benda itu," kata pria itu. "aku dengar katana akan segera dilarang,  begitupun dengan samurai," kata pria itu.
Keesokan harinya, aku kembali berpatroli di Kanto. Aku berniat untuk bertemu Dan bicara dengan kazumi. Akhirnya niat tersebut terwujudkan. "kazumi, sudah lama tidak bertemu," kataku. Dia diam saja Dan memandangku dengan dingin. "kazumi, dengar. Zaman sudah berubah. Jepang tidak lagi butuh pedang Dan samurai untuk melindungi negeri ini. Sebagai seorang penegak hukum, aku sarankan kamu meletakan pedang ini Dan ganti penampilan kamu, terutama gaya rambut kamu," kataku dengan tegas. Kulihat hari ini rambut sepantatnya dikuncir tinggi seperti samurai pada umumnya. Kazumi tidak mempedulikan perkataanku, dia hanya diam Dan berjalan melewatiku. "kazumi, tunggu. Kamu harus mengerti," kataku sambil berjalan mengikutinya. "jangan ikut campur urusanku," kata kazumi. "kamu lebih pergi atau aku serang kamu,"katanya, dia melanjutkan patrolinya. Dan aku kembali ke markas. Selama perjalananku kesana, aku membayangkan kazumi, mulai dari katananya sampai kuncirannya. Entah kenapa aku merasa aneh ketika aku memikirkan Dan membayangkan rambut panjangnya yang dikuncir tinggi itu. Perasaan macam apa ini?



gaya rambut Kazumi seperti ini

Di markas aku dipanggil untuk menghadap kepada komandan. "prajurit, bagaimana patrolimu di distrik kanto," kata komandan. Aku menjawab semua aman terkendali. "aneh sekali, kemarin aku mendapat keluhan dari warga setempat. Aku dengar ada seorang samurai yang berkeliaran disana" katanya. "memang disana ada samurai, tapi dia tidak membuat onar," kataku. "tapi tetap saja dia dia melanggar aturan, sudah jelaskan ada undang undang larangan pedang katana?" katanya. Besok aku Dan regu 5 orang akan datang menemui dia, kamu harus bawa kami ke dia. Orang macam itu harus ditindak.
Keesokan harinya, aku membawa komandan Dan regunya ke distrik kanto. kami kemudian bertemu dengan kazumi. "Jadi ini, samurai yang Kau maksud?" kata komandan. "aku tak pernah melihat ada samurai wanita," katanya lagi. "hei nona, Kau tahu tidak aturan sekarang? Kau tahu tidak seberapa bahayanya pedang yang Kau bawa itu? Kamu kira ada laki-laki yang mau Sama kamu?" kata komandan dengan nada mengejek. Kulihat kazumi diam saja, dia memandang kami dengan dingin.
"serahkan pedang itu sekarang, atau kami akan merebutnya secara paksa," kata komandan. Kazumi tidak mempedulikan perkataan komandan, dia tetap memandang kami dengan dingin. "kalau begitu, kita ambil sendiri," kata komandan. Dia menyuruh seorang prajurit untuk mendekati kazumi. Ketika prajurit itu mengulurkan tangannya, Azumi langsung menghunuskan pedangnya Dan menyayat tangan si prajurit. Tindakan dia sungguh mengejutkan kami, sehingga salah satu dari kami menembak paha wanita itu. Alhasil Kazumi berlutut Dan kami langsung mengepungnya sambil mengarahkan senapan ke dia. "kurang ajar sekali wanita ini. Kau mau nyari mati ya?" kata komandan dengan kesal.
"sudah komandan, jangan sakiti dia. Biar saya saja yang mengambil pedangnya," kataku. Komandan langsung mempersilahkanku. Kemudian dengan perlahan aku mendekati gadis yang terluka itu. "jangan mendekat," katanya sambil mengacungkan pedangnya kearahku. "Kazumi, dengar. Kalau Kau melawan, maka Kau akan semakin terluka. Letakan senjatamu sekarang, Dan semuanya akan baik baik saja," kataku. Gadis itu menghela nafas, dia kemudian memasukan pedangnya ke dalam sarung Dan meletakannya di tanah. Aku langsung mengambil pedang itu Dan menyerahkannya ke komandan. "hei, kamu. Kau potong rambut gadis itu. Biar ini menjadi hukuman bagi siapa saja yang berani menentang aturan," kata komandan kepadaku. Lagi lagi perasaan aneh itu muncul kembali. Aku dengan gemetar kembali ke Azumi. "tunggu sebentar," kata Azumi. Kedua tangannya memegang sanggul besar yang ada dikepalanya. 
mungkin seperti inilah sanggul kazumi


Dia langsung mencabut 2 sumpit yang ada pada sanggul itu sehingga rambut panjangnya tergerai dengan bebas. Kemudian dia mengeluarkan sesuatu, rupanya tali. Dengan tali itu dia menguncir rambutnya dengan tinggi. "baiklah Cepat Kau lakukan," kata Azumi dengan pasrah. Aku mengeluarkan bayonetku. Sebelum melaksanakan tugasku, aku membelai rambut panjang Dan menyisirnya dengan jari-jariku. "Maaf kan aku Azumi," kataku. Langsung saja aku memotong kuncirnya dengan BAyonetku. Rambutnya begitu tebal Dan panjang sehingga butuh waktu lawa untuk bisa memotong kuncir itu. Selama pemotongan kuncir itu, Azumi berteriak Dan menangis "ayah...Ayah...ayah. Maafkan aku ayah," teriak Azumi dengan pilu. Akhirnya kuncir rambut panjangnya terlepas sepenuhnya dari kepalanya. Kini kuncir itu berada ditanganku
" ayo kita pergi," kata komandan. Dia Dan regunya pergi dari distrik kanto dengan perasaan puas. Aku memandang Azumi yang masih berlutut. Perasaan sedih, kaget Dan marah bercampur menjadi satu. Rambutnya kini terlihat sangat pendek Dan tidak karuan. Aku langsung jongkok disebelahnya, mencoba untuk menghiburnya. Bukannya terhibur, dia langsung mengambil kuncirnya yang dipotong Dan berlari meninggalkanku






No comments:

Post a Comment

SALON HAIRJOB