Monday 22 February 2016

Rambut Pertapa

Rambut Pertapa







Ini sudah 3 tahun sejak aku bertugas dalam pasukan kekaisaran. Aku sudah berpatroli di berbagai tempat yang ada di jepang. Aku mendapat banyak sekali pengalaman Dan Hal menarik selama 3 tahun ini.
Sekarang aku ditugaskan untuk berpatroli di distrik kanto. Aku terkejut sekali ketika mendapat perintah itu. Sudah lama aku tidak berpatroli di distrik itu sejak. Keesokan harinya, dengan perasaan gugup, aku berangkat ke sana Dan melaksanakan patroli.
Aku lihat banyak sekali perubahan di distrik ini. Seingatku, distrik ini Dulu terlihat sepi. Tetapi sekarang menjadi ramai. Banyak sekali pertanyaan yang ada di benakku sekarang. Salah satu pertanyaan itu adalah "dimana Kazumi?"
Tak terasa aku berpatroli sampai sore. Aku berniat untuk kembali ke markas. Namun sebelumnya aku ingin menikmati sake di restoran sekitar sini. Langsung saja aku masuk ke satu restoran Dan mengambil satu tempat yang kosong. Lalu seorang pelayan wanita Datang padaku. Kulihat dia mengenakan yukata bermotif bunga, dia mengenakan bandana berwarna putih yang menutupi rambutnya. Dia membawa nampan oval dari kayu coklat. Aku mengenal dia, dia adalah Kazumi.
Aku lihat dia tersenyum kepadaku. Mungkin karena dia langsung mengenali aku, dia mengubahnya dengan ekspresi jutek. "mau pesan apa tuan?" Katanya dengan dingin. Awalnya aku berniat untuk memesan sake, namun aku berubah pikiran. "aku pesan Teh saja," kataku. Kemudian dia pergi Dan tak lama kemudian, pesananku tiba. Setelah itu, dia menghampiri pelanggan yang lainnya.
Aku tak menyangka akan bertemu dengan dia lagi disini. Dan aku tak menyangka juga dia sudah berubah. Dari seorang samurai perempuan menjadi pelayan restoran. Namun ada satu yang tak berubah, pandangan dinginnya itu. Aku rasa dia tidak pernah melupakan kejadian 3 tahun yang lalu.
Aku mengingat-ingat kejadian tersebut. Saat itu aku diperintahkan komandan untuk melucuti senjata milik gadis itu. Bukan hanya itu, aku juga diperintahkan untuk memotong kuncir rambut panjangnya dengan bayonetku sebagai hukuman baginya.
Aku penasaran apakah dia masih dendam Dan marah padaku gara gara kejadian itu. Dan yang paling membuatku penasaran adalah rambutnya yang sekarang. Kira kira dia apakan rambutnya setelah aku memotong kuncirnya dengan sadis?
malam akhirnya tiba, aku memutuskan untuk kembali ke markas. Namun niat tersebut aku urunngkan karena ada sesuatu yang membuat aku menjadi penasaran. Entah kenapa sekarang aku begitu penasaran dengan Kazumi. Mungkin rasa penasaran ku ini akan terobati jika aku mengobrol dengan dia. Maka aku masuk kembali ke restoran itu. Aku bertanya pada seorang pelayan mengenai kazumi. Dia bilang, kazumi baru saja pulang ke rumahnya. Aku bertanya dimana rumanya, dia langsung memberi tahu lokasi persis rumah kazumi. Langsung saja aku pergi ke sana.
Sesampainya disana, aku mengetuk pintu rumah kecil sederhana itu sambil mengatakan "permisi". Kemudian pintu itu terbuka Dan dihadapanku kini adalah kazumi. Seperti biasa, dia memandang diriku ini dengan dingin. "selamat malam Kazumi. Sudah lama aku tidak bertemu kamu. Begini aku datang kesini karena aku ingin bicara denganmu," kata ku dengan gugup. Kulihat gadis ini masih mengenakan kimono kerjanya Dan bandananya masih menutupi rambutnya. Selama 1 menit, gadis ini diam tanpa berkata apa-apa, Lalu dia bekata "lebih baik kita bicara di dalam. Ayo masuk," kata Kazumi. Gadis itu membawaku menuju ruang tamu, disana kami duduk berhadapan sambil mengobrol.
Kazumi, sudah lama aku tidak bertemu dengan Kau. Bagaimana kabarmu" kata ku dengan ramah.
"Aku baik baik saja" kata kazumi dengan dingin.
"begini Kazumi. Aku kesini ingin sekali minta maaf padamu. Maaf aku telah melucuti senjatamu Dan memotong rambut panjang mu. Aku tahu Kau pasti marah Dan sedih Karena kehilangan rambut panjangmu yang Kau pelihara sejak kecil," kataku.
"Kau tak usah minta maaf. Yang lalu biarlah berlalu," kata kazumi. "Kau tunggu disini. Aku mau ganti pakaian terlebih dahulu Dan membuat minuman untuk kita," katanya sambil berdiri. Kemudian gadis itu keluar ruang Dan menutup pintu.
"Tunggu kazumi. Aku mau ke toilet, bisa Kau tunjukan dimana," kataku.
"baiklah, ikut aku," katanya. Kazumi Kemudian menuntunku menuju toilet. Rupanya toilet itu berada di sebelah kiri kamar tidurnya. Aku langsung masuk ke toilet itu Dan kencing disana. Setelah semua air kencing ku keluar, aku langsung keluar toilet. Aku bermaksud untuk kembali ke ruang tamu, namun aku berhenti didepan pintu kamar kazumi. Kulihat pintu itu terbuka sedikit. Penasaran, aku langsung mengintip melalui celah itu. Kulihat kazumi sedang duduk dilantai sambil menghadap cermin kecil. Dia sedang membuka bandana yang menutupi rambutnya. Setelah bandana itu dilepas, aku dapat melihat bahwa rambut gadis itu disanggul tinggi. Sanggul tersebut sedikit lebih kecil dibandingkan yang aku lihat 3 tahun yang lalu. Tidak ada sumpit ataupun tali yang mengamankan sanggul itu. Dengan kedua tangannya, kazumi membongkar sanggulnya, alhasil rambutnya tergerai bebas.
Aku tidak menyangka, rambutnya kini sudah memanjang sampai ke pinggang. Aku kira rambutnya sekarang hanya mencapai minimal pundakny Dan maksimal punggungnya. Kurasa beberapa bulan lagi, rambutnya akan mencapai pantatnya sama seperti 3 tahun yang lalu.
Gadis itu mengambil sebuah sisir di dekat cerminnya. Dia langsung menyisir rambut panjangnya. Aku merasa ada sesuatu yang aneh didalam diriku. Dengan perlahan aku membuka pintu itu. Dan dengan pelan aku berjalan mendekati dia. Setelah sekian dekat, tangan kananku dengan perlahannya berusaha menggapai rambut Kazumi. Namun aku langsung menarik tanganku ketika kazumi menengok kebelakang. Jantungku berdetak dengan kencang. Aku seperti tidak bisa menggerakan tubuh sendiri. Tatapan dingin gadis itu membuat diriku menjadi salah tingkah.
Aku langsung berlutut Dan bersujud dihadapannya. "maafkan aku Kazumi. Aku masuk ke kamarmu seenaknya. Maafkan aku karena tadi mengintip kamu," kataku. "jujur Kazumi. Aku datang ke rumamu bukan untuk mengobrol denganmu. Aku kesini untuk melihat rambutmu. Entah mengapa aku begitu terobsesi pada rambut panjangmu. Aku bukan hanya ingin melihat rambutmu. Aku ingin menyisir rambutmu. Membelai rambutmu, menguncir, menyanggul Dan melakukan Hal lainya pada rambutmu," kataku yang kemudian menangis. Sungguh memalukan diriku ini. Air mataku mengalir dengan derasnya. Entah apa yang akan dilakukan Kazumi padaku.
Kemudian aku merasakan ada tangan yang membelai kepalaku. Lalu tangan tersebut menyentuk daguku Dan secara halus membuat kepalaku menengadah. Rupanya itu adalah tangan Kazumi. Kulihat tidak lagi menatapku dengan dingin. Dia tersenyum, senyuman itu persis yang aku lihat di restoran tadi sore. "akhirnya Kau berkata jujur. Itulah yang aku tunggu tunggu," kata Kazumi. Dia langsung menyeka air mataku. Setelah air mataku berhenti mengalir, kazumi langsung berbalik badan Dan duduk membelakangiku. "Kau ingin melakukan sesuatu dengan rambutku kan? Ayo lakukan. Wujudkan keinginanmu sekarang atau tidak Sama sekali," katanya. Aku langsung duduk dibelakang Kazumi, kemudian ku ambil sisir Dan menyisir rambut kazumi dengan perlahan. Sesekali aku membelai rambut itu Dan bahkan menciumnya hingga gadis itu merasa geli dengan tingakahku. "Ih, jangan gitu dong, geli tahu," kata Kazumi dengan manja.
"kata kamu boleh lakukan apa saja yang aku mau dengan rambut kamu," protesku.
"ya sudah, kamu boleh cium rambut aku sesuka hatimu, menjilati nya juga boleh," katanya. Selagi aku menikmati rambutnya. Aku mulai mengobrol untuk bisa mendekatkan dirinya. "kazumi, aku ingin tahu kenapa kamu memandang aku dengan dingin?" kataku.
"itu karena aku marah, marah karena kamu tidak jujur. Aku tahu sejak kita betemu di restoran, kamu mengincar rambutku. Sebenarnya aku tidak masalah dengan itu, masalahnya kamu tidak berani mengungkapkannya padaku. Lalu ketika kamu datang ke rumahku, kamu bilang mau mengobrol denganku. aku malah tambah marah, bukannya Berbicara jujur, kamu malah berbohong. Ngomong ngomong aku sengaja membuka sedikit pintu kamarku sehingga aku bisa menjebakmu Dan membuat kamu berbicara jujur. Senang akhirnya aku mendengar perkataan jujurmu," kata kazumi panjang lebar.
"kalau boleh tahu, apa Kau masih marah soal kejadian 3 tahun yang lalu?" kataku.
"aku tidak marah kok, tenang saja. Kan sudah kubilang yang lalu biarlah berlalu," kata kazumi.
"kenapa rambutmu bisa sepanjang ini, padahal 3 tahun lalu aku memotongnya persis di kuncirmu sehingga rambutmu pendek seperti anak laki laki sekarang?" kataku.
"aku memiliki semacam kelainan. Ini sudah ada sejak aku 6 tahun. Rambutku memanjang dengan cepat, lebih cepat dari pada perempuan normal. Pernah pada saat aku berusia 12 tahun, rambutku panjangnya melebihi tinggi badanku. Jadi aku tidak masalah jika rambutku dipotong sependek apapun" katanya. Aku begitu terkejut mendengarnya. "gara gara kelainan itu, aku dijuluki si setan rambut oleh ayahku," katanya.
"kalau Kau beneran tidak marah, kenapa kamu menangis Dan berteriak saat aku memotong rambutmu," kataku.
"itu karena aku trauma. saat aku berumur 13 tahun, ayahku merasa stress dengan pertumbuhan rambutku yang tak terkontrol ini. Pernah suatu hari aku melakukan kesalahan fatal yang membuat ayahku marah. Dia langsung menghukumku dengan Cara menguncir rambutku dengan kuat Dan motong kuncir itu dengan pedang pendeknya. Sakit rasanya ketika dia memotong kuncir tersebut. Dia kira dengan Memotong rambutku sampai pendek akan menghilangkan kelainanku, namun ternyata salah. Lalu ayah melakukannya lagi pada saat usiaku 14 tahun, namun hasilnya Sama. sampai akhirnya dia menyerah saat aku berusia 16 tahun," katanya.
"kazumi, aku ingin bertanya juga. Kenapa 3 tahun lalu kamu berjalan disekitar distrik ini sambil membawa pedang," kataku.
"aku menjalankan wasiat dari ayahku. Sehari sebelum dia meninggal, dia menyerahkan pedangnya padaku. Juga dia memintaku untuk menjaga tempat ini dengan setiap hari berjalan sambil membawa pedang. Aku enggan untuk melakukannya, tapi tetap aku lakukan karena itu kewajibanku sebagai anak," kata kazumi.
Setelah menyisir, aku kemudian mencoba untuk menguncir rambut panjangnya. Aku mengumpulkan semua rambut dikepalanya Dan mengikatnya dengan pita. Kemudian aku lepaskan pita tersebut hingga rambutnya tergerai bebas. Lalu aku mencoba untuk menyanggul rambutnya. Aku kesulitan sekali untuk melakukannya. Dia langsung mengajariku. Setelah melihat bagaimana dia menyanggul rambutnya, aku langsung mengerti Dan mencoba lagi. "yah sayang sekali tidak ada benda yang bisa menahan sanggul ini" kata Kazumi sambil kedua tangannya menahan sanggul buatanku. "maksudmu benda ini?" kataku sambil mengeluarkan sesuatu. Rupanya itu adalah sepasang sumpit yang Dulu dimiliki oleh Kazumi 3 tahun lalu. "aku kira benda ini sudah hilang," kata Kazumi dengan terkejut. "Kau lari ke rumahmu setelah aku memotong rambutmu. Kulihat Kau lupa membawa kedua sumpit ini. Jadi aku ambil Dan simpan saja di kantung seragamku. Benda ini selalu menemaniku setiap aku berpatroli atau Dinas diberbagai tempat di jepang," kataku.
Kilhat Kazumi begitu bahagia melihat barang hilangnya telah kembali. "Kau gunakan dua sumpit ini untuk apa?" Tanya Kazumi.
"ehmm.. Aku tidak menggunakannya, ini hanya sebagai jimat," kataku.
Ekspresi bahagianya berubah menjadi tatapan dingin. "kamu lupa ya? Aku gak suka dengan pembohong? Aku marah nih" kata kazumi.
"baiklah aku ngaku, aku sebenarnya menggunakan ini untuk makan. Aku gak pernah menggunakan sumpit apapun selain ini, maaf ya jika aku menyalahgunakan sumpit ini," kataku. "sudahlah, aku maafkan. Ayo cepat Kau tusuk sumpit itu ke sanggul ini. Aku mulai pegal nih," kata Kazumi. Langsung saja aku menusuk kedua sumpit itu ke rambutnya yang telah aku sanggul.  Akhirnya sanggul tersebut terbentuk dengan sempurna. Karena gemas, aku mendekatkan wajahku ke gelungnya dan menciumnya, menjilatnya Dan bahkan menggigitnya. "ihh, kamu nakal sekali ya," kata kazumi dengan manja. "aku rasa kamu suka sekali dengan rambutku ini," kata kazumi lagi.
Aku melepaskan sumpit yang ada disanggul kazumi Dan membongkar sanggul tersebut "Ia kazumi, aku suka sekali rambutmu. Rambutmu hitam berkilau, panjang menjuntai, tebal lebat, juga harum, lebih harum dari bunga," kataku yang tengah mencium rambutnya.
Aku pernah mabuk, biasanya aku mabuk karena minum sake. Tapi sekarang aku mabuk gara gara rambut gadis cantik ini. Oh ini nikmat sekali. "hai, kazumi. Aku jatuh cinta padamu. Kita menikah Yuk," kataku.
"menikah? Maaf aku belum siap. Ada yang ingin aku lakukan sebelum menikah," kata Kazumi.
"memang apa yang ingin Kau lakukan?" kataku.
"begini, aku memutuskan untuk melupakan masa laluku Dan memulai hidup baru. Makannya aku ingin bertapa di hutan agar aku bisa memulai hidupku yang baru," kata Kazumi.
"Bertapa di hutan? Apa itu tidak berbahaya?" kataku
"tenang saja, aku tahu lokasi yang aman untuk bertapa," kata kazumi. "sebelum pergi bertapa, aku punya satu permintaan." aku kemudian menanyakan pertanyaannya. "aku ingin Kau mencukur habis rambutku ini," kata kazumi.
Aku terkejut dengan perkataan kazumi. "Kau tidak bercanda kan? Untuk apa Kau mencukur habis rambutmu yyang sudah sepanjang ini?" kataku.
"supaya aku bisa konsentrasi selama bertapa. Lagipula aku tidak merasa bermasalah ketika rambutku dipotong sependek apapun. Yang pastinya rambutku akan kembali panjang bukan?" kata Kazumi.
Aku menhela nafas panjang. "baiklah kapan Kau akan pergi?" kataku.
"besok pagi aku akan mulai bertapa. Tapi aku ingin rambut ini dicukur sekarang saja," kata Kazumi.
"baiklah akan aku lakukan tapi ada syaratnya," kataku.
"apa syaratnya? Katakan saja Dan ingat jangan bohong," kata kazumi.
"aku ingin potongan rambutmu menjadi milik ku," kataku. Kazumi tidak bekata apa-apa. Dia malah mengiyakannya. "omong-omong, Kau masih menyimpan potongan rambutmu yang 3 tahun lalu itu?" kataku.
"aku menyimpanya disebuah peti kayu. Kenapa? Kau menginginkannya ya?" kata Kazumi. Aku mengiyakannya. "baiklah, nanti aku berikan padamu. Kau ini benar benar cinta mati ya dengan rambutku," kata Kazumi.
Aku langsung pergi menuju dapur. Aku mencari gunting untuk mencukur habis rambut kazumi. Namun tidak ada. Yang ada disana hanyalah pisau dapur yang sudah tumpul.
Aku Langsung melaporkan Hal ini pada Kazumi. Dia bingung harus dengan benda apa agar rambutnya bisa dicukur habis. "Kau memang tidak punya benda tajam?" kata Kazumi.
Aku lupa rupannya di seragamku terdapat sebilah bayonet. "cuma ini yang aku punya, tapi aku enggan untuk menggunakannya," kataku sambil memperlihatkan bayonet itu pada Kazumi. Benda ini adalah benda yang 3 tahun lalu aku gunakan untuk menghukum gadis samurai ini. Aku membenci benda ini, ingin sekali kubuang namun tak bisa karena itu melanggar kode etik pasukan kekaisara. "jika aku menggunakannya, Kau pasti akan mengalami trauma," kataku.
"aku sudah muak dengan trauma ini. Sudah saatnya aku menghadapi rasa takut ini. Ayo gunakan bayonet itu," kata Kazumi.
Sebelum pemotongan dimulai, aku menguncir rambut kazumi terlebih dahulu. kunciran itu persis seperti yang kulihat 3 tahun yang lalu. Bayonet sudah ada di tangan kananku. Dengan perlahan aku memotong kuncir rambut panjang gadis ini. Kulihat satu persatu rambutnya terpisah dari kepalanya, namun rambut itu tidak berjatuhan karena terikat dengan seutas pita. Kulihat air mata Kazumi mulai menetes. Aku meyakinkan dia untuk tabah. "beranilah kazumi, aku yakin Kau bisa," kataku.
Pada akhirnya, kuncir itu telah benar-benar tepisah dari kepala kazumi. Masih ada sisa rambut yang harus aku singkirkan. Aku langsung mengunakan mata pisau bayonetku untuk mengkerik kepala gadis ini. Pertma aku mengerik dari ujung depan sampai ke tenguk. Kemudian aku mengkerik dari sisi kepala kanan ke kiri. Lalu aku mengkerik sisa SIsa rambut yang masih menempel dikepala Kazumi. Aku melakukan Hal ini dengan hati hati, jangan sampai melukai kepala Kazumi.
Alahasil, usahaku berhasil. Rambut kazumi sudah dibabat habis Dan sekarang dia terlihat mirip dengan biarawan biarawan di kuil. Kazumi melihat hasil kerjaku ini melalui cermin. Awalnya dia terkejut namun kemudian dia tertawa karena geli melihat penampilan barunya.
Keesokan paginya, kazumi bersiap siap untuk bertapa di hutan. Dia membawa perbekalan yang cukup, baju yang sederhana Dan dia mengenakan bandana putih untuk melindungi kepala botaknya.
"kapan Kau akan kembali?" kataku.
"aku tak tahu. Menurut kamu kapan aku akan pulang?" katanya.
"bagaimana kalau 3 tahun nanti?"kataku.
"tiga tahun, itu berarti rambutku hanya akan memanjang sampai ke punggung," kata Kazumi.
"4 tahun?" tawarku.
"saat itu rambutku mencapai pantat saja," kata kazumi.
"baiklah 6 tahun, aku ingin Kau kembali 6 tahun kedepan," kataku.
"baiklah enam tahun. Tenang saja aku pasti akan kembali. Dan yang pasti aku akan membawa kado spesial untukmu nanti," kata kazumi.
Tanpa banyak omong, Kazumi langsung pergi meninggalkan rumah, dia pergi untuk memulai hidup baru.

Enam tahun ya? Itu waktu yang sangat lama. Tapi aku tidak keberatan untuk menunggu. Ngomong-ngomong rambutnya akan sepanjang apa ya 6 tahun nanti. Panjangnya apakah selutut, semata kaki atau malah bisa mencapai lantai? Ahh kita lihat saja nanti

1 comment:

SALON HAIRJOB