Tuesday 29 September 2020

HAIRFETISH CHALLENGE: APA YANG ADA DIBALIK JILBAB MBAK LINDA

 sudah 2 tahun sejak aku pertama kali melakukan Hairjob dengan Ibu Rica. selama 2 tahun ini, aku melakukan hairjob dengan guru matematikaku yang cantik ini. meskipun aku sudah lulus dan lanjut ke SMA, aku masih melanjutkan rutinitas hairfetishku ini. aku datang ke rumahnya 2 hari seminggu. kami biasa mengawalinya dengan ngobrol sebagai pemanasan. kemudian ibu mengajaku ke kamarnya. disanalah aku dengan leluasa memainkan rambut panjangnya. aku biasanya melilitkan rambutnya yang tergerai bebas di penisku. kadang juga aku memasukan penis ke dalam kondenya yang superbesar.



suatu hari aku datang ke rumahnya setelah pulang sekolah. aku datang tentu saja untuk satu tujuan: Rambut Ibu Rica. aku disambut oleh Ibu Rica yang langsung menyeretku ke kamarnya. sesampainya disana, aku langsung direbahkan diatas kasur dan dengan terburu buru ibu Rica melepaskan celana abu abu serta celana dalamku. kulihat penis ini sudah bangun, dan nampaknya ingin sekali dilayani. Ibu Rica langsung membuka sanggulnya hingga rambutnya tergerai. kemudian dia melilitkan rambutnya ke penisku alhasil seluruh penis ini tertutup oleh rambut panjang ibu Rica. kemudian ibu Rica mengocok-ngocok penisku yang tertutup rambut ini. semakin lama semakin cepat kocokan mantan ibu guru matematikaku ini. akhirnya spermaku keluar membasahi rambut ibu.

langsung saja kami mandi bareng. aku membersihkan rambut Rica dan dia membersihkan tubuhku, termasuk Penisku. setelah mengeringkan diri, tiba tiba hp Ibu Rica berbunyi, Ibu Rica langsung mengangkatnya. ibu Rica berbicara hanya sebentar. kemudian dia menutup teleponnya dan berbaring di sampingku. "tadi itu siapa bu?" kataku.

"oh, itu temen lama aku, namanya Linda," kata ibu Rica. "dulu kami satu SMA. sekarang dia jadi sales Kosmetik. sekarang dia mau kesini, katanya dia pengen main. bentar lagi dia nyampe," katanya lagi. mendengar hal itu aku jadi panik. "kenapa harus panik? kamu kan murid ibu, bilang aja kalau disini kamu lagi les. ayo kita sambut dia."

aku langsung mengenakan seragam SMA. dan buru buru ke ruang tamu dan berpura pura mengerjakan soal matematika sambil dibimbing oleh ibu Rica. tak lama kemudian, datanglah seorang wanita bernama Linda.
dia seumuran dengan Ibu Rica. tubuhnya tinggi semampai dan ramping. pakaian yang dia kenakan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. celana jins ketat dan baju pink lengan panjang. tapi ada satu yang menarik perhatianku, yaitu jilbabnya. dia mengenakan jilbab pink dan aku lihat ada sesuatu yang menonjol diatas kepalanya. aku sering melihat model jilbab seperti ini, jilbab punuk unta. seingatku yang menonjol dibalik jilbab itu adalah rambut yang digelung.

"eh Linda, apa kabarnya," ibu Rica menyambut mbak Linda.
"baik-baik aja kok, udah lama aku gak main ke sini," kata Mbak Linda.
"Linda duduk dulu aja, aku mau nyiapin minuman," katanya. "oh iya, ini murid les aku, namanya Ari." aku berjabat tangan dengan mbak Linda. "Ari, kamu istirahat dulu ya, kamu ajak ngobrol mbak Linda," kata Ibu Rica. beliau langsung pergi ke dapur.

aku duduk di samping mbak Linda. aku merasa salah tingkah berada didekat perempuan ini. lagi lagi penisku kembali menengang. tonjolan yang ada di jilbab mbak Linda membuat celanaku menonjol. aku jadi penasaran dengan apa yang ada dibalik jilbab perempuan ini.
"jadi ini yang namanya Ari?" kata mbak Linda.
"iya, nama saya Ari," kataku.
"Rica pernah cerita soal kamu ke saya," kata Mbak Linda. "apa cuma kamu yang les disini?" katanya.
"iya, cuma aku," kataku.

selama kami mengobrol, aku sesekali mencuri pandang ke arah tonjolan jilbab mbak Linda. tak lupa aku secara diam diam memotret nya dengan kacamataku. semakin lama, penis ini semakin menegang. akhirnya ibu rica datang membawa nampan berisi 3 cangkir teh.

aku minta izin ke ibu rica untuk pergi ke kamar mandi. disana aku melakukan masturbasi sambil melihat hasil jepretanku tadi. sudah 5 menit aku habiskan di kamar mandi. setelah itu aku kembali ke ruang tamu.. aku lihat mbak Linda masih asik ngobrol bareng bu Rica. "eh Ari. kamu lama amat di kaamr mandinya. ayo sini ngobrol bareng ama kita.

rupanya Linda dateng ke sini bukan hanya untuk main, tapi juga dalam rangka berbisnis. Linda sekarang adalah distributor kosmetik dan dia sudah menjalin kerja sama dengan para penjual. Rica ditawari kesempatan untuk menjual kosmetik dari Linda dengan komisi yang lumayan besar. Tanpa pikir panjang, Rica menerima tawaran ini.

malam telah tiba, waktu menunjukan pukul 19:00. Linda pamit pulang, di rumah ini tinggal ada aku dan Rica. "kamu tadi gak nahan ya sama kondenya mbak Linda?" kata bu Rica.
"kok, ibu tahu?" kataku dengan terkejut.
"ibu liat kamu selalu curi curi pandang ke konde mbak Linda," kata ibu Rica. "ibu tahu kamu bolak balik kamar mandi bukan buat buang air, tapi buang mani," katanya lagi.
"hehehe, ibu tahu aja," kataku. "ibu pernah liat gak rambut mbak Linda? kira kira seberapa panjang ya?"
"ibu pernah liat pas dulu SMA. dulu panjangnya sepunggung, tapi gak tahu sekarang udh segimana," kata ibu Rica.
"jujur bu, saya penasaran sama rambutnya," kata ku.
"kalau gitu kenapa kamu gak liat sendiri?" kata ibu Rica.
"saya gak punya kesempatan bu" kataku.
"kamu udah dapet kok," kata ibu Rica. "kamu tahukan kalau ibu sekarang jualan kosmetik. untuk bisa jualan, ibu harus ngambil barang dagangan nya dari Linda, Distributor ibu. dikarenakan barang barangnya ada di rumah mbak Linda, kamu mau gak nganterin barang barang itu kesini? cuma seminggu sekali kok, lumayan kan kamu punya banyak kesempatan buat ngeliat rambut Lind
"kayanya sulit bu. kayanya dia selalu dijilbab," kataku.
"itulah namanya tantangan. gak ada yang mudah. kira kira kamu butuh waktu berapa ya supaya bisa mengungkap misteri dibalik jilbab Linda?" kata ibu Rica.
"kayanya 3-4 bulan," kataku.
"yaudah, besok kamu datang ke rumah mbak Linda ya. kita lihat apa besok kamu bisa juga ngebongkar jilbab mbak Linda," kata bu Rica. "kamu mau pulang sekarang, Ari?"
"mau sih bu, tapi.." aku menunjuk ke bagian depan celanaku yang menonjol.
"kamu ini sangean banget. ibu kan habis keramas. masa malam malam gini harus keramas lagi," protes bu Rica.
"jangan salahin saya bu, salahin temen ibu. tonjolan di kepalanya bikin celana aku menonjol," kataku.
keesokan harinya, aku datang ke rumah mbak Linda. rumahnya ternyata sangat jauh, untungnya aku bawa sepeda motor. sesampainya di sana, aku disambut oleg mbak Linda. dia masih saja menyembunyikan Kondenya dibalik jilbab. "eh Ari, ada apa kamu kesini?" tanya mbak Linda.
"gini mbak saya mau ngambil barang dagangannya Ibu Rica," kataku. aku terus menjaga kontak mataku dengan dia supaya dia tahu bahwa ada sesuatu yang menonjol di balik celana abu abu panjang ini.
"kok kamu yang ambil? seharusnya kan bu Rica yang ngambil," kata Mbak Linda.
"ibu Rica lagi sibuk bu, dia nggak sempat datang ke sini. jadinya saya bantu dia buat ngambil barang," kata ku.
"yaudah, ayo masuk," kata mbak Linda.
aku berjalan mengikuti mbak Linda. mbak Linda sedikit pendek dari diriku, tapi berkat konde di balik jilbabnya yang mengacung ke atas, dia kelihatan sejajar dengan tinggi badanku. aku berpikir bagaimana caranya aku membongkar gundukan rambut dibalik kain biru ini? tanganku mencoba untuk mengapai konde itu, tapi entah kenapa aku merasa ada yang menahanku.
sampailah kami di depan sebuah ruangan. mbak Linda membuka ruangan tersebut. di dalam sana terdapat tumpukan kardus kardus berisi kosmetik dan produk kecantikan lainnya. mbak Linda mengambil sebuah kardus dan menyerahkannya padaku. "semua barang yang dipesan bu Rica ada disini," kata mbak Linda. setelah aku menerima barang itu, aku langsung pergi ke Rumah Bu Rica.
perjalanan dari rumah mbak Linda dan bu Rica memakan waktu 30 menit. di rumah bu Rica, aku menyerahkan kardus ini ke bu Rica. "makasih ya Ari udah bantuin Ibu," katanya.
"justru saya yang harus terima kasih bu, saya jadi tahu rumah mbak Linda berkat Ibu," kata ku.
"oh iya, kamu berhasil ngebongkar konde mbak Linda?" kata bu Rica.
"belum bu, saya gak nemu celah atau momen yang tepat buat ngebongkar kondenya," kata ku.
"oh, pantesan kontol kamu masih tegang kaya gitu," kata Ibu Rica.
"yah begitulah. anyway boleh kan bu hari ini saya lemesin burung saya di sarang tawon ibu?" kataku. selama 2 tahun , rambut ibu Rica semakin memanjang. panjang nya sekarang sudah mencapai lantai. jika digelung, gelungannya terlihat sangat besar layakanya sarang tawon. setiap hari di sekolah dia menata rambutnya dengan gaya bee hive (sarang lebah). atau mengelungya seperti sorban india.
"gak bisa. selama kamu gak ngebongkar konde mbak Linda, jangan harap kamu menyentuh konde saya," kata Bu Rica.
"terus gimana saya ngelemesin burung ini?" kataku dengan memelas.
"kamu onani aja," katanya. "kalau kamu mau konde ibu, kamu harus bongkar dulu konde mbak Linda."
dua bulan telah berlalu. aku melakukan pengiriman barang barang dagangan ibu Rica sebagai kedok untuk membongkar konde mbak Linda. aku berusaha mencari kesempatan untuk mengungkap misteri dibalik jilbab itu. kadang aku menemukan kesempatan itu tapi aku selalu menyia-nyiakannya. sampai akhirnya aku menemukan sebuah kesempatan yang tak akan aku sia siakan.
suatu hari aku datang ke rumah mbak Linda. seperti biasa, aku datang untuk memgambil barang. setelah aku mendapatkan barangnya, aku hendak pergi. tapi mbak Linda mencegahku.
"Ari, aku mau bicara sama kamu," kata mbak Linda.
kami pun duduk berdampingan di sebuah sofa ruang kelaurga. "Ari, kamu sudah 2 minggu bolak balik ngambil barang dagangan Ibu Rica. aku ingin tahu apakah ibu Rica membayar jasa kamu ini? kira kira berapa?" kata mbak Linda.
"jujur mbak, saya gak dibayar ama bu Rica," kata ku.
Mbak Linda terkejut. "kalau gak dibayar, apa aku aja yang bayarin kamu?" kata mbak Linda.
"tidak perlu, mbak. saya gak mau dibayar pake uang," kata ku.
"kalau gitu kamu mau dibayarnya dengan apa? pulsa?" kata mbak Linda.
ibu Rica bilang, kunci untuk membongkar sanggul mbak Linda ada 2: perhatian dan kejujuran. aku sudah mendapatkan perhatiannya. kini aku harus menggunakan sagu kunci lagi, kejurjuran. aku harus jujur padanya.
"sebenarnya saya mau dibayar pake ini," kataku sambil menyentuh tonjolan di jilbab mbak Linda.
"maksud kamu apa?" kata mbak linda sambil memegang bagian belakang jilbabnnya.
"jadi gini mbak, saya ini serang hairfetish, saya pas pertama kali ketemu mbak, saya merasa penasaran sama konde mbak. saya ingin tahu apa yang ada dibalik jilbab mbak ini. saya sengaja bolak balik ngambil barang dagangan ibu Rica supaya saya bisa liat konde mbak Linda. menurut mbak boleh gak saya liat apa yang ada dibalik kerudung mbak?" kataku.
Mbak Linda nampaknya kebingungan. dia sedang memproses informasi yang baru ia terima. "jadi kamu mau dibayar pake konde saya? apa nggak ada pembayaran yang lain?" kata mbak Linda.
"ayolah mbak, mbak gak sadar dengan keuntungan dari penawaran saya ini? mbak gak perlu ngeluarin banyak uang buat bayar saya. daripada uangnya dibuang buat saya, mending buat mbak aja," kata ku.
sesaat suasana menjadi hening. tak ada satupun dari kami yang bicara. "jadi apa keputusan mbak?" kataku.
"kayanya kamu benar," kata mbak Linda yang kemudian berbalik badan, membelakangi diriku.
"jadi ibu setuju?" kataku.
"kalau itu mau kamu, yaudah," katanya sambil menundukan kepala.
pertama aku memegang konde yang masih dibalut kain berwarna biru. aku meremas remas konde ini. terasa sangat keras. semakin aku remas, semakin keras pula penisku. kemudian aku masukan tanganku kedalam jilbabnya. aku bisa merasakan permukaan konde mbak Linda. pada bagian bawah kondenya, ku merasakan ikat rambut yang melilit konde ini. kemudian pada bagian atasnya yang tidak dililit ikat rambutnya.
"mbak, boleh aku lepas kerudung mbak ini?" kataku.
"yah, boleh," kata mbak Linda.
aku menyibakan bagian belakang kerudung mbak Linda ke atas. nampak terlihat jelas apa yang selama ini bersembunyi dibalik kerudung mbak Linda ini. itu memang rambut mbak linda yang digelung dan gelungannya diamankan dengan ikat rambut. Konde itu seukuran 2 kepalan tangan yang ditumpuk. konde ini menjulang dengan tinggi keatas, seperti menantangku untuk melakukan sesuatu terhadapnya. telapak tanganku langsung meraih gulungan rambut ini. aku meremas remas kondenya.
"jadi ini yang sering kamu lakukan pas les di rumah Rica?" kata mbak Linda.
"maksud mbak apa?" kataku.
"kamu sering ke rumah Rica bukan cuma les matematika kan?" kata mbak Linda. "kamu bilang sendiri kalau kamu suka banget sama rambut perempuan. bahkan kamu juga bilang kedatangan kamu kesini hanya demi sanggul aku. setelah saya denger perkataan kamu kaya gitu dan cara kamu mainin rambut saya, saya kayanya mulai sejak apa yang sering kamu lakukan di rumah Rica. kamu disana bukan cuma les matematika kan? ngomong ngomong, aku tahu Rica punya rambut yang sangat panjang."
aku menghela nafas. "sebenarnya program les di rumah bu Rica udah berakhir sejak aku lulus SMP," kataku.
"terus, ini yang kamu lakukan di rumah Rica? mainin kondenya?" kata Mbak Linda.
"sebenarnya bukan hanya ini yang aku lakukan," kataku. aku melepaskan ikat rambut di kondenya sehingga tergerailah rambut panjang se pantatnya. meskipun tidak sepanjang Ibu Rica, Rambut mbak Linda tetap menggairahkan untuk dimainkan. aku menguncir rambutnya dengan ikat rambutnya. pertama aku menguncirnya dengan gaya low ponytail, kemudian aku tarik lagi ikat rambutnya hingga tergerai. aku kuncir lagi dengan gaya mid ponytail. terakhir aku ikat dengan gaya high ponytail seperti di film jinny.
"jadi ini yang sering kamu lakukan ke Rica?" kata Mbak Linda.
"sebenarnya bukan, ibu Rica paling gak suka kalo dia diiket kaya gini. katanya bikin sakit kepala," kataku.
"trus kamu ngapain sama Rica selain mainin rambut," kata mbak Linda.
aku langsung berhenti memainkan rambutnya. aku biarkan rambut dikuncir gaya high ponytail. aku mengambil handphoneku. aku mainkan video aku memperkosa konde ibu Rica dan memperlihatkannya pada Mba Linda.
"jadi ini yang kamu lakukan sama Rica? aku gak nyangka. kok Rica mau aja di Hairjob ama kamu," kata Mbak Linda.
"awalnya sih dia marah pas pertama kali aku ngelakuin itu. tapi setelah saya dihukum, kami buat kesepakatan," kata ku.
"kesepakatannya apa?" kata mbak Linda.
"dia ngebolehin aku buat mainin rambut nya, asalkan dia boleh mainin penis aku," kataku.
"kapan terakhir kalinya kamu mainin rambut Rica?" kata mbak Linda.
"dua bulan yang lalu, pas pertama kalinya aku ketemu mbak," kataku.
"kamu udah 2 bulan bulak balik nganterin barang ke rumah Rica. kenapa kamu gak mainin rambut Rica lagi?" kata mbak Linda.
"aku dikasih ultimatum dan tantangan sama bu Rica. aku gak dijinin nyentuh rambut bu Rica sebelum aku ngebongkar sanggul mbak Linda," kataku. aku langsung berdiri dan hendak pergi dari ruangan ini. "sekarang aku udah mneuntaskan misiku. makasih ya mbak sudah nolongin saya," kataku.
tiba tiba tanganku ditarik oleh mbak Linda. "kamu cepet banget mainin rambut aku? kamu belum selesai lho maininnya!" kata mbak Linda.
"saya rasa saya udah cukup puas mainin rambut mbak, jadi saya udahan mainnya," kataku.
mbak Linda menyuruh aku untuk duduk kembali di Sofanya. dia duduk membelakangi diriku. "kamu memang puas tapi mbak belum puas. jadi kamu harus lanjutin permainan ini sampai saya puas," kata mbak Linda.
aku menghela nafas. aku membelai ponytail mbak Linda dengan kedua tanganku. kemudian aku mengerai rambutnya dengan menarik ikat rambutnya hingga terlepas.
"Ari, permainan kamu membosankan sekali, sampai kapan saya bisa puas?" kata mbak Linda.
"trus saya harus ngapain?" kataku.
tiba tiba tangan mbak Linda yang disilangkan ke belakang, menyentuh selangkanganku. "apa ini cuma buat Rica? sayang sekali, saya kayanya gak bakal puas sama permainan ini," kata mbak Linda.
aku pikir mbak Linda ingin di Hairjob oleh diriku. tapi kami berada di ruang tamu. meskipun suasananya sepi, tetap saja aku enggan melakukannya. "mbak, kita pindah aja mainnya di kamar," kataku.
"emangya kenapa" kata mbak Linda.
mbak, saya gak bisa memuaskan mbak di tempat ini, takutnya ketahuan orang lain," kataku
"kenapa harus takut? emang kamu mau ngapain?" kata mbak Linda.
karena sudah tak tahan lagi, aku langsung menggendong tubuh mbak Linda. "kamu mau ngapain Ari? lepasin aku!" kata mbak Linda sambil meronta ronta.
saya dengan sekuat tenaga menggendong mbak Linda di pangkuanku dan membawanya ke kamar tidur. sesampainya di kamar, saya banting tubuh mbak Linda ke atas kasur.

Mbak Linda berusaha bangkit dari kasurnya. "apa apaan kamu Ari? kenapa kamu lakukan ini ke saya" kata mbak Linda.

"maaf mbak, saya cuma menggunakan imajinasi saya. saya cuma tahu satu cara untuk memuaskan mbak," kataku. aku langsung melepaskan celana panjang dan dalamku. terpampang jelas penisku yang menengang sejak tadi aku datang kesini. "jadi apa mbak sudah puas?" kataku.

mbak linda merangkak di kasurnya, dia mendekati penisku. awalnya ujung jarinya menyentuh penisku, kemudian dengan tangannya dia mengenggam penisku. "ya, saya puas. tapi rasanya gak cukup kalau cuma liat dan megang penis kamu," kata mbak Linda.
aku langsung naik ke atas kasur. mbak Linda berlutut membelakangiku. aku menggelung rambut mbak Linda tanpa menggunakan ikat rambut. konde itu tidak terlalu besar seperti bu Rica, tapi lumayan untuk aku hairjob. setelah itu, aku masukan penisku kedalam konde. aku menusuknya dari bawah kondenya hingga menembus keatas. aku terus goyangkan pinggulku keatas dan kebawah. beberapa kali penisku masuk keluar dan menembus konde mbak Linda.

aku semakin kuat menggoyangkan penisku ini hingga akhirnya aku mengeluarkan sperma, bersamaan dengan tergerainya rambut mbak Linda. aku langsung jatuh dan terduduk di kasur.

"bagaimana mbak, apa sudah puas?" kataku dengan terengah engah.
mbak Linda berbalik menghadapiku "ya, Ari. sekarang mbak sudah puas," katanya.
"udah lama aku gak ngelakuin ini, makasih ya mbak," kataku.
"ya sama sama, ngomomg2x kamu suka hairjob di rambut Rica atau aku?" kata mbak Linda.
"jujur mbak, aku masih suka rambut bu Rica. soalnya lebih panjang dan lebih tebal. tapi aku juga suka rambut mbak, soalnya lebih lembut dan halus," kataku.
"jadi Rica unggul di kuantitas dan aku di kualitas?" kata mbak Linda.
"ya begitulah, hehe," kataku

Monday 28 September 2020

HAIRFETISH CHALLENGE: KONDE IBU GURU



sebenarnya aku ini seorang murid yang berprestasi. namun ketika aku naik ke kelas 2 SMP, aku mealkukan hal sebliknya untuk mewujudkan hasratku sebagai Hairfetish. ini dimulai saat aku mengikuti kelas Matematika. guru yang mengajar kali ini adalah Ibu Rica. dia wanita muda berusia 27 tahun. setiap ke sekolah mengenakan kemeja lengan pendek dan Rok Selutut. kulitnya kuning langsat, wajahnya mengingatkanku pada bintang drama Jepang. kacamata berbingkainya selalu setia di matanya. Rambutnya Hitam, selalu digelung kebelakang dan diamankan dengan sebatang sumpit. konde di belakang keplanya begitu besar, ukurannya hampir menyamai kepala ibu Rica.

dari hari ke hari aku selalu memikirkan Konde Ibu Rica. aku menjadi terobsesi dengan Konde Ibu Rica. setiap pelajaran Matematika, aku selalu duduk di bangku paling depan. setiap kali ibu Rica berbalik badan dan menulis di papan tulis, aku memotret atau merekam sanggulnya dengan kacamata kamera ku secara sembunyi sembunyi. pulang sekolah, ku melakukan masturbasi sambil melihat hasil foto dan rekaman sanggul ibu Rica.

Obsesiku semakin memuncak. aku memutuskan untuk mendelatkan diri pada Ibu Rica supaya aku bisa membongkar sanggulnya. untuk bisa mendekatkan dirinya, aku harus menarik perhatiannya. aku berada di kelas yang berisikan murid murid berprestasi dan nampaknya ibu Rica tidak peduli dengan hal itu. maka dari itu, aku harus berpura pura tidak berprestasi agar aku bisa dekat denganya.

setiap tugas yang dia berikan, aku kerjakan dengan asal-asalan. setiap ulangan, aku sengaja mengerjakan soal-soalnya dengan salah. hasilnya, nilai matematikaku semester sekarang menurun. pada hari pertama semester kedua, aku dipanggil oleh Ibu Rica ke kantornya.

"Ari, ibu heran sama kamu. pas kelas satu nilai matematika kamu selalu diatas 90. tapi kenapa sekarang menurun drastis, apa kamu malas belajar?" kata Ibu Rica.
"bukannya saya malas belajar. saya tidak mengerti penjelasan ibu Rica. saya berusaha untuk memahami penjelasan ibu guru. saya selalu duduk di depan. mencatat yang ada di papan tulis. tapi tetap saja saya gak bisa ngerti matematika ini," kataku dengan sumringah. dia tidak tahu kalau aku pura pura.

"lalu gimana supaya ibu bisa ngebuat kamu mengerti Matematika?" kata ibu.
"mungkin jika saya les privat dengan ibu, saya akan ngerti matematika lagi," kataku.
sejenak Ibu Rica terdiam, nampaknya dia sedang mempertimbngkan usulku ini. "baiklah, ibu rasa itu ide bagus," kata Ibu Rica.

Les Privat ini dilakukan 2 minggu sekali di rumah Ibu Rica pada sore hari. les ini sangat bermanfaat bagiku. selain mengisi kekosongan waktu, aku punya kesempatan untuk meraih konde Ibu Rica.

sudah 2 bulan aku les privat. aku dan Ibu Rica menjadi semakin Akrab. sambil belajar kami berinteraksi layaknya teman. kami mengobrol, berbagi pengalaman dan lain sebagainya. meskipun begitu, aku sampai sekarang tidak bisa menyentuh konde ibi Rica. aku tidam menemukan momen yang pas untuk melakukannya.
ulangan tengah semester akan segera tiba. aku menemukam ide supaya aku bisa menyentuh Konde perempuan ini. "ibu, gimana kalau kita taruhan?" kata ku.
"taruhan, memangnya kenapa?" kata Ibu Guru.
"besok kan ulangan tengah semester. saya ingin ulangan ini menjadi seru," kataku.
"memang taruhan kaya gimana?" kata ibu.
"jika saya dapat nilai diatas 90 pas ulangan matematika, saya bolehkan mainin Rambut Ibu Rica?" kataku.
ibu Rica terlihat seperti disambar petir. seketika dia memegang konde. "rambut saya? kenapa harus rambut saya?" kata ibu.
"saya gak minta banyak dari ibu. saya cuma mau rambut ibu," kataku.
"kamu gak akan motong rambut ibu kan?" kata Ibu Rica.
"tenang aja bu, saya akan melakukan apapun kecuali memotong rambut ibu," kata aku.

akhirnya kami setuju dengan taruhan ini. keesokan harinya aku menghadapi ulangan matematika. aku mengerjaan soal soal ini dengan mudah. malah aku yang paling pertama mengumpulkan lembar jawaban itu. ibu Rica sangat terkejut melihat hal ini.

seminggu kemudian, hasil Ulangan tengah semester dibagikan ke siswa siswa. Ibu Rica membagikan hasil ulangan matematikake tiap murid di kelasku, termasuk aku. kulihat selembar kertas yang memuat soal-soal yang telah dijawab dengan mudah dan nilai 95 yang tertera disini. akhirnya, aku mendapat tiket untuk mengakses Konde super besar ibu Rica.

pada pukul 15:00, aku berkunjung ke rumah Ibu Rica. "ibu, lihat! aku mendapat nilai 98!" kata ku dengan exited sambil memerkan lembar jawabanku.
"kau hebat sekali Ari," kata ibu Rica.
"ibu, bukannya saya mau kurang ajar. ibu masih ingat gak dengan taruhan kita minggu kemarin?" kataku.

ibu Rica menghela nafas. dia duduk membelakangiku dan kepalanya ditunduka. "silahkan kamu mainin rambut ibu. asalkan jangan dipotong ya," kata ibu Rica.

konde ibu Rica kini berada didepan mataku. aku menyentuh gulungan besar rambut itu dengan telapak tanganku. kuremas-remas konde ini secara pelan pelan. aku tusuk tusukan jariku kedalam kondenya. kegiatan ini membuat kemaluanku menegang. aku rasa memainkan konde dengan tangan belum cukup memuaskan. aku mendekatkan wajahku ke konde ibu rica. aku menghirup konde ini. sungguh harum, aku penasaran ibu Rica memakai Shampo apa. kemudian aku menjilat konde ibu rica layaknya anjing.
"Ari, apa kamu udh puas mainin rambut ibu?" kata ibu.
"belum bu, ini baru permulaan," kataku. aku menatap tusuk konde yang menancap menembus konde ibu Rica. langsung saja aku mencabut tusuk konde itu. betapa terkejutnya aku, rambut ibu rica rupanya panjang sekali. aku meminta dia untuk berdiri dan akhirnya aku tahu bahwa rambutnya begitu panjang hingga menyentuh betisnya. aku menyuruhnya untuk duduk lagi. aku kembali memainkan rambutnya yang panjang. aku menyisir rambutnya dengan jari jariku. aku mengambil karet gelang dari saku celana. aku kumpulkan helaian helain rambut ibu rica diatas kepalanya, lalu aku ikatkan dengan karet gelang. aku berhasil membuat high ponytail di kepala ibu. "aduh Ari, tolong lepasin ikatan rambut ini dong, ibu gak tahan," kata ibu Rica meringis.

"lho, ibu gak pernah dikuncir kaya gini?" kataku.
"ibu jarang ngiket rambut ibu kaya gini, soalnya bikin kepala sakit," kata Ibu Rica. "ibu lebih suka rambut ibu di Konde seperti bias."
"yaudah deh," kataku. aku berusaha menarik karet gelang yang mengikat rambut ini, tapi tidak bisa. "aduh ibu, karetnya tidak bisa ditarik," kataku panik.
"bagaimana nih, kepala ibu sakit nih," kata bu Rica.
"aku punya ide, tapi sebelumnya ibu harus percaya sama saya," kata ku. ibu langsung mengangguk sebagai tanda dia percaya. aku masuk ke dalam dapur kemudian kembali dengan membawa gunting kecil.
"kamu mau motong rambut ibu? bukannya kamu janji gak akan motong rambut ibu?" kata ibu dengan nada tinggi.
"saya gak bermaksud untuk memotong rambut ibu. percayalah bu, saya punya rencana," kataku. sejujurnya aku ingin sekali memotong rambut ibu Rica. ingin sekali aku memotong tepat di kuncir itu, seperti yang aku lihat di film the last samurai. tapi kuurungkan niat itu. aku berdiri dibelakang ibu Rica yang masih duduk. aku arah kan gunting ke karet di kuncir nya. kupotong karet itu dan alhasil, rambut ibu Rica kembali tergerai.

ibu Rica menghela nafas lega. "kamu sudah puas bermain dengan rambut saya?" kata ibu Rica.
"belum bu, saya masih punya satu permainan lagi," kata ku. aku menyanggul rambut ibu Rica. aku membuat sebuah sanggul yang kokoh tanpa diamankan dengan tusuk konde. aku belajar ini dari video di youtube. aku menyuruh ibu untuk menutup matanya dan diam "ibu jangan kebelakang ya," kataku. ibu rica menuruti perkataanku.

secara perlahan, aku membuka celanaku. aku melihat penis ku sudah berdiri tegang sejak lama. tanpa pikir panjang, aku tusukan penis ini ke sanggul ibu Rica. ku maju mundurkan selangkanganku sehingga penis ini bisa masuk dan kelua dengan cepat dari konde ini. aku begitu brutal saat 'memmerkosa' konde super besar ini. tak lama kemudian, penisku mengeluarkan sperma di dalam konde ibu rica. aku membiarkan penisku menancap di konde ibu Rica.

"kok belakang kepala saya jadi basah gini? kamu apain konde saya?" kata ibu Rica. kedua tangan ibu Rica menggapai ke belakang. dia meraba raba kondenya kemudian di meremas kondenya dan merasakan ada sesuatu di dalam konde ini, sesuatu yang keras dan besar. dengan cepat dia berbalik mengahadapi aku. rambutnya tergerai dan secara bersamaan ujung hidung Ibu Rica menyentuh ujung penisk dengan terkejut, ibu Rica meraba rambutnya yang tergerai. dia menemukan banyak sekali 'lendir putih' di rambutnya. "kamu masukin penis kamu ke konde ibu?" katanya dengan marah. "lihat yang kamu lakukan! rambut ibu jadi kotor, penuh sperma kamu!" kata Ibu Rica lagi. dia menyuruh aku untuk kembali memakai celana. kemudian duduk dihadapannua.

"kamu menguncir ibu dengan karet gelang, ibu bisa maafkan kesalahan itu. tapi kamu masukin penis kamu ke konde saya dan mengeluarkan sperma hingga belepotan, itu udah kelewatan. kamu kenapa bisa lakuin hal ini ke ibu?" kata Ibu Rica.

aku dengan pasrah menjelaskan alasan dibalik permainan kotor ini. pertam kujelaskan fetish pada rambut panjang perempuan sejak kecil. kemudian aku ceritakan ketertarikanku dan rasa penasaranku pada konde besar Ibu Rica Sejak pertama kali bertemu. kemudian aku jelaskan mengapa aku selalu duduk di depan setiap ada pelajaran Matematika, aku menjelaskan padanya kalau aku selalu memotret kondenya secara diam diam dan bahkan foto foto itu aku gunakan sebagai bahan untuk Onani. terakhir, aku menjelaskan bahwa selama ini aku pura pura bodoh dalam matematika supaya aku diperhatikan ibu guru bersanggul besar ini.

"sumpah, saya gak tahan pas ngeliat Konde ibu. saya terobsesi sama rambut ibu. tolong maafin saya bu," kataku dengan memelas.
"saya kaget banget. pertama kalinya saya ketemu orang kaya kamu. kamu segitu nekatnya hanya untuk mempermainkan rambut ibu ?" katanya. "yaudah ibu maafkan kamu. tapi tetap saja kamu salah, makanya kamu harus saya hukum," katanya lagi.
"apa hukumannya," kata ku.
"lihat, rambut ibu kotor. kamu harus bersihin rambut ibu. kamu harus keramasin rambut ibu," katanya.
ibu Rica masukke dalam kamar mandi, dia menyuruhku untuk menunggu di luar kaamr mandi. tak lama kemudian, dia menyuruh aku masuk kedalam sana. aku lihat dia mengenakan jas mandi warna biru dan rambutnya dibiarkan tergerai. "supaya baju dan celana kamu gak basah pas keramas, lebih baik kamu lepasin baju dan celana kamu, kecuali kolor kamu," kata Ibu Rica. aku menuruti kata Ibu Rica. dia langsung jongkok dihadapanku. "sekarang kamu harus tanggung jawab atas perbuatan kamu. kamu harus cuci rambut ibu sampai bersih," katanya lagi.

aku mengambil segayung air dan menyiram kepala ibu Rica. aku lakukan ini sebanyak 3 kali agar rambut Ibu Rica benar benar basah. selanjutnya, aku mengambil satu botol sampo dan kukeluarkan sebanyak mungkin isi botol itu ke ubun ubun Ibu Rica. dengan kedua tanganku. aku gosokan rambut ibu hingga berbusa. aku mengganti posisi tubuhku, pertama dibelakang kepala ibu Rica, kemudian di samping kanannya dan terakhir di depan. aku tidak sadar selanganganku berada tak jauh dari wajah ibu Rica.
beliau terkekeh, "penis kamu udah tegang lagi, Ari," katanya. aku terus mencuci rambut ibu tanpa bersuara. kemudian aku mengguyur kepala ibu sebanyak bnayaknya supaya busa di rambutnya hilang. "kenapa? kamu pengen masukin penis kamu ke konde ibu?"
"jujur, pengen sih bu. tapi apa boleh?" kataku.
"gak boleh, rambut ibu nanti kotor," katanya. "tapi ibu tahu dimana tempat paling enak buat penis ini."
ibu Rica menurunkan celana dalamku. kini dihadapannya ada sebatang penis yang berdiri tegak. ibu membuka mulutnya dan memasukan penis ku kedalam sana. aku bisa merasakan betapa kuatnya dia mengemut penisku ini. dia mengulum dan menghisap penisku layaknya permen.
"ibu, aku mau keluar!" kataku
"keluarin aja," katanya.
aku mengeluarkan sperma di mulut ibu. beliau membuka mulutnya lagi, ini kesempatanku untuk mengeluarkan penisku. aku langsung jatuh dan berbaring di lantai kamar mandi. aku melihat ibu merangkak menuju diriku. tubuhnya berada diatas tubuhku, seakan akan ingin menindihku. tangan kirinya bertumpu di lantai supaya dia tidak jatuh dan tangan satunya memegang penisku yang masih loyo.
"gimana rasanya? enak nggak?" kata Ibu Rica. aku merasa gugup sekali, soalnya jarak antara wajahku dan wajahnya hanya satu inchi. ditambah lagi penis aku yang terus diremas. aku menjawab pertanyaan ibu dengan menganggukan kepalaku. "ibu penasaran menurut kamu mana yang paling enak, masukin penis kamu ke konde ibu atau ke mulut ibu?" kata ibu Rica.
"mulut ibu," kataku. tiba tiba remasan ibu Rica menjadi lebih kuat. alhasil penisku kesakitan.
"beraninya kamu berbohong ke Ibu. kamu mau penis kamu ini jadi ancur?" kata bu Rica.
"ampun bu, ya udah saya ngaku. saya lebih suka masukin penis saya ke Konde Ibu Rica," kataku setengah menjerit. tiba tiba dia melepaskan penisku.
"kamu masih mau masukin penis kamu ke konde Ibu," kata Ibu Rica.
"sebenarnya mau sih, tapi saya takut dimarahin ibu kaya tadi," kataku.
ibu Rica tertawa. "siapa bilang ibu marah? ibu cuma bercanda kok, Ari. kamu kira kamu doang yang bisa ngerjain ibu? ibu juga bisa. ternyata kamu gampang banget dikerjainnya," kata ibu Rica.
"jadi beneran nih saya boleh mainin rambut ibu bahkan masukin penis ibu ke konde ibu?" kataku.
"boleh, tapi ada syaratnya," kata ibu Rica. "setiap kamu selesai mainin rambut ibu, kamu harus keramasin rambut ibu, shamponya kamu bawa sendiri," kata ibu Rica. aku mengangguk sebagai tanda setuju. "sama satu lagi, supaya kita impas, boleh gak Ibu mainin penis kamu?" kata Ibu Rica sambil mengelua elus penisku.
"saya punya konde ibu dan ibu punya penis saya, kenapa tidak" kataku.
kemudian ibu menindih tubuhku, dia mencium bibirku. untuk pertama kalinya aku dicium seorang perempuan. "kita anggap ciuman ini sebagai penanda kesepakatan kita," kata ibu Rica.

MALAM PENGUKUHAN PART 2

Kini giliran Nikki yang memutar roda, dan akhirnya mendapatkan 12. Sepertinya si pirang akan kehilangan banyak rambut! ” kata tukang cukurnya, gadis senior lainnya. Dia mengukur rambut Nikki yang panjangnya sampai menyentuh tali Bra, dan berkata, "Kita harus memotongnya menjadi bob yang panjangnya sampai bibir!"



"Itu sangat pendek! Aku akan terlihat aneh, terutama dengan poni! " Nikki berpikir sendiri.

Setelah memasang kain, tukang cukur tidak membuang waktu dan dengan cepat memotong rambut Nikki!

Menggunting! Menggunting! Menggunting!

Panjang pirang halus 2 inci berkibar ke lantai saat tukang cukur berjalan di sekitar kepala Nikki.

Menggunting! Menggunting! Menggunting!

Tak lama kemudian, rambut Nikki dipotong menjadi bob pendek sepanjang bibir.

"Sekarang untuk poni."

Rambut depannya disisir di wajah Nikki. Ujungnya menggelitik bibirnya; sensasi baru yang belum pernah dia alami sebelumnya, karena poninya tidak pernah sepanjang ini sebelumnya.

“Jangan khawatir, aku akan segera membereskannya,” kata tukang cukur itu sambil menyemprotkan jambulnya yang basah. Rambut Nikki sangat halus sehingga kaki depannya perlu dibasahi agar tetap di tempatnya.

Menggunting! Menggunting! Menggunting!

Rambut poni Nikkisatu persatu jatuh setelah berteu dengan gunting, disaksikan oleh Nikki.

"Selamat datang di perkumpulan mahasiswa."

Selanjutnya adalah… Leila!”


Roda itu bergerak lagi. Melihat berapa banyak rambut kedua gadis sebelumnya yang hilang, Leila memejamkan mata dan menggumamkan sebuah doa, "Tolong jangan terlalu pendek, tolong jangan terlalu pendek!"

Ketika roda ber


henti, dia membuka matanya dan menghela nafas lega.

8 Biru

Kamu beruntung, jahe! kata tukang cukur yang ditugaskan padanya. "Rambutmu akan tetap dianggap panjang menurut standar normal."

Rambut merah menyala Leila yang indah menjuntai 12 inci melewati bahu hingga pertengahan punggung. Rambutnya masih akan menggantung melewati bahunya setelah dipotong 8 inci, karenanya melegakan.

Barberette menutupi jubah Leila, dan mulai menyisir rambut Leila. Tidak seperti tukang cukur Nikki sebelumnya, dia meluangkan waktu untuk membelai rambut Leila.

"Sepertinya rambutmu terselip di belakang telinga," kata tukang cukur. “Saya pikir Anda akan terlihat lebih baik dengan beberapa lapisan pembingkaian wajah daripada rambut satu panjang yang Anda miliki sekarang.”

Barberette mengumpulkan rambut Leila menjadi ekor kuda depan, berukuran 6 inci dan mengikat kuncir kuda di tempatnya, bersiap untuk memotong

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Leila.

"Kamu akan lihat," jawab tukang cukurnya saat dia meraih gunting dan memotong kuncir kuda depan tempat diikat.

kress kress kress kress

Setelah beberapa kali dipotong, kuncir kuda depan akhirnya terlepas dari kepala Leila.

"Sekarang mari kita bersihkan kekacauan ini."

Tukang cukur memberi Leila bagian tengah dari bagian samping yang dia miliki sebelumnya, dan menyisir rambutnya hingga rapi. Karena rambut dipotong menjadi ekor kuda depan, hasil akhirnya adalah potongan selebar bahu. Ujung terpanjang di belakang sekitar 4 inci di bawah bahu dan lapisan bingkai wajah terpendek di depan berada pada panjang rahang. Sebuah cermin tangan diberikan kepada Leila.

"Aku menyukainya!" seru Leila saat dia melihat bayangannya di cermin.

“Selamat datang di perkumpulan mahasiswa.

JACK THE SCALPER PART 1

 aku sama seperti orang orang pada umumnya. aku bangun pagi, bekerja, bergaul, mengurusi rumah dan melakukan hal hal yang umum dilakukan orang lain. tapi aku yakin setiap orang punya rahasia. rahasia tersebut merupakan kelemahan bagi semua orang, terutama aku. aku punya rahasia tergelap yang jika sampai bocor ke khalayak umum, tamat riwayatku.



ini dimulai saat aku kecil. aku sudah bisa ngaceng saat usia 7 tahun. ereksi pertama ku ini terjadi saat aku sedang berada di rumah ditemani bibi ku. bibi sudah dari kemarin main ke rumahku. dia mengasuhku saat orang tuaku kerja. suatu malam, kami berdua nonton film di televisi. film itu berjudul The Last Samurai aku lihat bibi begitu seriusnya nonton film ini. oh iya, bibi aku ini unik. ketika dia sedang menonton dengan serius, dia tidak merasakan apapun. kalau dicolek atau bahkan dibanjur dia tidak merasakan apa apa.

ketika ada adegan cewek bernama Taka sedang Mandi, aku mulai merasakan sesuatu di celanaku. aku melihat kedalam celanaku dan rupanya penisku menegang. sebelumnya aku lihat Taka Rambutnya digelung layaknya cewek tradisional jepang. tapi aku lihat dia menggerai rambutnya saat sedang mandi. setelah adegan itu berganti, lambat laun penisku melemas.

lagi lagi penis aku menegang kembali. kali ini terjadi karena adegan seorang samurai dipotong kuncirnya secara paksa dengan pisau oleh tentara. aku langsung melihat Bibiku, tepatnya rambut dia. aku tak tahu apa nama gaya rambutnya, entah kuncir atau konde. rambutnya ditata seperti seorang samurai (kurang lebih kaya yang di foto ilustrasi ini). kami duduk lesehan di lantai. aku langsung bangkit dan berdiri di belakang Bibi. aku awalnya kurang berani untuk menyentuh gumpalan rambut yang ada di atas kepalanya. aku hanya menyentuhnya dengan jariku. lalu aku berani menggengamnya dengan satu tanganku.aku meremas gumpaan rambut itu dan Bibi tidak menyadarinya. kemudian aku menarik ikat rrambutnya dan terurailah rambut panjang sepunggungnya. aku langsung meletakan ikat rambutnya di belakang Bibi. ketika film selesai Bibi langsung mengambil ikat rambut itu dan mengikat kembali rambutnya seperti semula.
lalu dia mengajak aku tidur.
aku tidur di kasur bersebelahan dengan dia yang berada di kananku. aku tak bisa tidur bahkan penisku gak bisa 'tidur' karena kepikiran adegan rambut film The Last Samurai dan Rambut Bibi. aku melihat Bibi yang tertidur pulas menghadap ke kanankanan seakan akan membuang mukanya dariku. aku melihat meskipun sedang tidur, dia membiarkan rambutnya dikuncir seperti samurai di film tadi. aku bisa melihat nya meskipun kamar ini gelap.

bukan hanya saat menonton, bibi juga tidak merasakan apa apa ketika dia tidur. dia pernah cerita sering dijahilin oleh temen kostannya dulu saat dia sedang tidur. kadang wajahnya dicorat coret atau di kepalanya ditaruh cicak mati. aku langsung memegang gelungan rambut si Bibi. aku terus meremas, mengelus gumpalan itu. aku benar benar merasakan penisku semakin mengeras. setelah 30 menit aku memainkan 'rambut samurai' bibi, aku lagi lagi menarik ikat rambut Bibi. akhirnya aku bisa tidur dengan nyenyak.

sejak saat itu, aku selalu ngaceng atau ereksi setiap melihat cewek berambut panjang, terutama yang dikuncir atau dicepol (aku tahu istilah ini setelah bertanya pada bibiku apa nama gaya rambutnya, butuh keberanian banyak untuk menanyakan hal itu). aku ingat dengan mimpi basah pertamaku. saat itu aku berusia 13 tahun. aku menghabiskan malam minggu dengan main video game Raider. coba tebak kenapa aku main game ini? karena Lara Croft, terutama Rambut Panjangnya yang diikat High Ponytail. sepanjang malam penisku selalu mengeras. ketika aku memainkan Tokoh Lara Croft, aku bisa melihat kuncir panjangnya yang tebal berayun ayun dipunggungnya. itu sungguh pemandangan yang indah di mataku dan menyakitkan di penisku. aku penasaran apa di game ini akan ada adegan dimana kuncir Lara terbuka dengan sendirinya? atau adakah adegan Lara Croft dipotong rambutnya?

bosan dengan Tomb Raider, aku berlanjut ke Game Tekken 6. aku menggunakan karakter Nina William. meskipun tidak sepanjang Lara, Rambut Pirang Nina yang dikuncir benar benar seksi. lalu aku bermain Virtua Fighter denga menggunakan karakter sarah bryant. dia punya rambut pirang panjang yang diikat ponytail. aku selalu mengandalkan jurus somersault kick, selain ampuh mengalahkan musuh, aku bisa melihat ponytailnya yang bergoyang mengikuti putaran badan cewek seksi ini.
aku menguap, tandanya aku mengantuk. aku mematikan laptopku dan langsung tidur. aku bermimpi sangat aneh. mungkin pengaruh 3 video game itu sehingga kebawa mimpi. aku melihat ada 3 berambut panjang dikuncir cewek yang duduk membelakangi. semula mereka menengok kebelakang. rupanya itu Lara Croft, Nina Williams dan Sarah Bryant. mereka langsung berbalik ke depan, kembali membelakangi ku. yang paling mengejutkan, mereka mulai menggelengkan kepalanya, otomatis kuncir mereka juga bergoyang. aku saat itu entah mengapa telanjang bulat. penisku menjadi mengeras, tempat dudukku tiba tjba bergerak sendiri, membawaku lebih dekat dengan kuncir mereka yang masih bergoyang. penisku langsung terkena kibasan rambut bertubi tubi dari 3 cewek ini. rasanya geli sekal. semakin lama kibasan mereka semakin cepat, semakin geli aku merasakannya. sampai akhirnya aku melihat kibasan itu berhenti setelah satu persatu rambut mereka tiba tiba saja terurai. Rambut sarah diikat dengan seutas Tali, mungkin kibasan yang kuat tadi membuat ikatan tali itu terlepas dan tergerailah rambut pirang sarah. Rambut Nina diikat dengan karet. tiba tiba karet itu putus dan terurailah rambut pirang sepunggungnya. dan terakhir, Lara, rambutnya diikat dengan semacam cincin besi. lama kelamaan, cincin itu turun dari ubun-ubun lara sampai jatuh kelantai sehingga rambutnya terurai.

aku langsung terbangun dari mimpi gila ini. aku langsung menemukan celanku basah. apa aku ngompol? ternyata bukan, aku baru saja mimpi basah.
kini aku sudah berkepala dua, aku memutuskan untuk hidup mandiri setelah orang tuaku mengekangku selama 2 dekade.

aku menyewa sebuah kamar kost di lingkungan gang sempit. aku 'memanfaatkan Internet' untuk mendapatkan uang, hasilnya cukup untuk hidup, hobi dan fetishku. hidup mandiri memang menyenangkan, aku bisa sepuasnya menonton koleksi video Hair fetish tanpa diawasi siapapun. semua kategori ada, dari hairplay, haircut sampai hairjob. dari video lokal, asia bahkan barat. itulah hiburanku setiap hari. aku juga bermain game dan juga sempat keluar rumah untuk nonton bioskop jika ada film bagus.

anyway, aku ingin menceritakan padamu sebuah peristiwa yang akan mengubah jalan hidupku. aku melakukam sesuatu yang membuat aku tidak bisa kembali lagi. ini mengantarkanku ke petualangan nan seru dan menegangkan bagiku, bahkan membawaku keliling dunia.

diawali dengan kegiatan belanja bulanan. aku lihat persedian kebutuhan hidupku sudah menipis ada awal bulan ini. aku langsung keluar dari sarangku dan menuju Supermarket terdekat.

aku mengambil troli dan mendorongnya ke berbagai arah. aku memasukan barang barang kebutuhanku ke troli ini. aku melihat banyak orang yang lalu lalang di supermarket besar ini, kebanyakan perempuan (kau tahulah, cewek suka belanja). tapi tak ada yang menarik perhatianku. aku melihat hampir semua cewek disini, baik pembeli maupun pegawai, rambutnya di-jedai (jepit badai). jujur aku gak suka gaya rambut itu, dan akhir akhir ini jarang aku lihat cewek yang dikuncir atau dicepol dengan ikat rambut karet.

saat aku melewati bagian sabun, barulah aku melihat sesuatu yang langka. aku melihat ada seorang pegawai supermarket yang sedang menyusun barang barang di bagian sabun. tubuh tinggi semampai, cukup ramping, tapi aku tidak peduli akan hal itu. aku hanya peduli pada apa yang ada di atas kepalanya. dia mencepol rambutnya dengan ikat rambut karet. cepol itu terlihat mengkilap bagai mutiara hitam. cepol berbentuk bulat ini mengingatkanku pada masa kecilku, tepatnya saat aku pertama kalinya ereksi. kali ini aku benar benar ereksi, sangat keras.
aku tak mau melewatkan hal ini. untungnya aku bawa spyglasses, kacamata dengan kamera tersembunyi. aku menggunakan kacamata ini untuk memotret secara sembunyi sembunyi. aku langsung memakai kacamata itu, lalu medekati rak tempat pegawai itu bekerja. aku berdiri di sebelahnya kirinya, pura pura mencari sabun. setiap ada kesempatan aku menengok ke kanan dan memotret kepalanya. setelah lima kali memotret, aku kemudian berjalan ke rak dibelakang, pura pura lagi. aku potret bagian belakang kepalanya sebanyak 3 kali. aku penasaran siapa sih namanya, seingatku setiap pegawai sini punya name tag. aku langsung menekan tombol rekam video. dan setelah itu aku mencolek pegawai tadi, otomatis dia berbalik kehadapanku. aku pura pura bertanya soal sabun yang sedang aku cari. aku memfokuskan kacamatku ke wajah lalu ke dadanya, terutama ke name tag. setelah percakapanku yang singkat dengan Lisa (si pegawai) selesai, aku langsung pergi ke kasir.

sejak pertemuanku dengan Lisa, aku jadi makin terobsesi dengan cepolnya. aku jadi makin sering berkunjung ke supermarket itu hanya untuk melihat dan memotret diam diam gulungan rambut yang ada di kepalanya dia. hasil foto cepol lisa sebagian besar aku simpan di memori hardisk aku, tapi aku membagikan sedikit fotonya di dunia maya.

lama kelamaan aku merasa tidak puas jika hanya melihat cepolnya. bahkan suatu hari aku gak sengaja denger Lisa ngomong sama temennya kalau akhir bulan nanti, dia mau potong rambut. "udh bosen aku sama rambut cepol ini," katanya sambil memegang cepolnya. aduh, bagaimana ini? ku bakal kehilangan cepol berkilau itu untuk selamanya. mungkin jika aku sendiri yang memotong cepolnya, aku tidak akan kehilangan rambut indahnya itu karena itu akan jadi miliku.
selama 2 minggu, aku melakukan persiapan untuk 'menyelamatkan' cepol Lisa. aku mencari tahu pola hidup sehari harinya bagaimana. kapan dia bangun pagi? kapan dia pergi kerja? dimana dia tinggal? tempat apa saja yang dia lewati saat pulang pergi kerja? setelah mengumpulkan Informasi selama 2 minggu, akhirnya aku menuju tahap utama.

saat itu malam hari. aku menunggu di balik tempat sampah besar deket pintu keluar pegawai. setelah 15 menit menunggu, akhirnya Lisa keluar dari pintu itu bersama 3 temannya. aku langsung mengikuti Lisa tapi menjaga jarak agar tidak curiga.

setelah melewati 3 blok, Lisa berpisah dengan temannya dan masuk ke dalam sebuah gang, untungnya aku mengetahui seluk beluk gang ini. singkat cerita aku mengambil jalan pintas ke sebuah titik strategis yang tepat untuk menyergap lisa.
supaya tidak ketahuan, aku memakai topeng ski. sambil bersembunyi dibalik tembok, aku menuangkan obat tidur di sapu tangan.

tak lama kemudian aku mendengar langkah kaki Lisa. dia melewati tempat persembunyianku, aku tak menyianyiakannya. aku membungkam mulutnya dengan saputangan. Lisa terkejut, dia berusaha membebaskan diri tapi terlambat, dia terpengaruh obat tidur dan akhirnya jatuh terkapar, tubuh bagian depannya menyentuh tanah. aku melihat tidak ada siapa siapa disini, maka aku seret dia ke tempat persembunyianku tadi. disana aku menjalankan aksiku.

pertama aku memegang cepol Lisa. sudah lama aku tidak merasakan rambut perempuan. cepol ini lebih besar dibandingkan cepol bibiku dan terasa padat tapi lembut. aku sudah tidak tahan lagi, aku mengambil gunting dari saku celanaku. aku arahkan gunting ke ubun ubunnya dan kupotong cepol rambut Lisa, tepat dibawah ikat rambut lisa. suata gunting dan cepol yg terpotong saling bersahutan. ini jelas membuatku makin ngaceng. tak lama kemudian, cepol itu lepas dari kepala Lisa. kulihay kini rambut lisa menjadi pendek acak acakan. aku langsung pergi dari tempat itu, meninggalkan Lisa yang tak sadarkan diri.

beberapa hari kemudian, aku ke supermarket untuk belanja mingguan. aku tidak melihat Lisa. aku tanya ke salah satu temannya. dia bilang Lisa masih Trauma. "ia dirampok. dia dibius dan dibbiarin tidur di gang. pas bangun, dia meriksa dompet dan hpnya masih ada. dan dia langsung kaget ketika dia lihat rambutnya dipotong jadi gak beraturan. terakhir dia ingat, rambutnya masih dicepol. perampokan yg aneh," kata teman Lisa.

dia tidak sadar sedang bicara dengan perampok Lisa dan bicara soal cepol, di saku celanaku ada gumpulan rambut yang diikat dengan ikat rambut karet. itulah yang aku ambil dari Lisa, cepolnya yang berharga. ini baru satu yang aku dapatkan dan cepol inilah yang mengawali petualanganku berbahayaku.

SALON HAIRJOB