Tuesday 29 September 2020

HAIRFETISH CHALLENGE: APA YANG ADA DIBALIK JILBAB MBAK LINDA

 sudah 2 tahun sejak aku pertama kali melakukan Hairjob dengan Ibu Rica. selama 2 tahun ini, aku melakukan hairjob dengan guru matematikaku yang cantik ini. meskipun aku sudah lulus dan lanjut ke SMA, aku masih melanjutkan rutinitas hairfetishku ini. aku datang ke rumahnya 2 hari seminggu. kami biasa mengawalinya dengan ngobrol sebagai pemanasan. kemudian ibu mengajaku ke kamarnya. disanalah aku dengan leluasa memainkan rambut panjangnya. aku biasanya melilitkan rambutnya yang tergerai bebas di penisku. kadang juga aku memasukan penis ke dalam kondenya yang superbesar.



suatu hari aku datang ke rumahnya setelah pulang sekolah. aku datang tentu saja untuk satu tujuan: Rambut Ibu Rica. aku disambut oleh Ibu Rica yang langsung menyeretku ke kamarnya. sesampainya disana, aku langsung direbahkan diatas kasur dan dengan terburu buru ibu Rica melepaskan celana abu abu serta celana dalamku. kulihat penis ini sudah bangun, dan nampaknya ingin sekali dilayani. Ibu Rica langsung membuka sanggulnya hingga rambutnya tergerai. kemudian dia melilitkan rambutnya ke penisku alhasil seluruh penis ini tertutup oleh rambut panjang ibu Rica. kemudian ibu Rica mengocok-ngocok penisku yang tertutup rambut ini. semakin lama semakin cepat kocokan mantan ibu guru matematikaku ini. akhirnya spermaku keluar membasahi rambut ibu.

langsung saja kami mandi bareng. aku membersihkan rambut Rica dan dia membersihkan tubuhku, termasuk Penisku. setelah mengeringkan diri, tiba tiba hp Ibu Rica berbunyi, Ibu Rica langsung mengangkatnya. ibu Rica berbicara hanya sebentar. kemudian dia menutup teleponnya dan berbaring di sampingku. "tadi itu siapa bu?" kataku.

"oh, itu temen lama aku, namanya Linda," kata ibu Rica. "dulu kami satu SMA. sekarang dia jadi sales Kosmetik. sekarang dia mau kesini, katanya dia pengen main. bentar lagi dia nyampe," katanya lagi. mendengar hal itu aku jadi panik. "kenapa harus panik? kamu kan murid ibu, bilang aja kalau disini kamu lagi les. ayo kita sambut dia."

aku langsung mengenakan seragam SMA. dan buru buru ke ruang tamu dan berpura pura mengerjakan soal matematika sambil dibimbing oleh ibu Rica. tak lama kemudian, datanglah seorang wanita bernama Linda.
dia seumuran dengan Ibu Rica. tubuhnya tinggi semampai dan ramping. pakaian yang dia kenakan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. celana jins ketat dan baju pink lengan panjang. tapi ada satu yang menarik perhatianku, yaitu jilbabnya. dia mengenakan jilbab pink dan aku lihat ada sesuatu yang menonjol diatas kepalanya. aku sering melihat model jilbab seperti ini, jilbab punuk unta. seingatku yang menonjol dibalik jilbab itu adalah rambut yang digelung.

"eh Linda, apa kabarnya," ibu Rica menyambut mbak Linda.
"baik-baik aja kok, udah lama aku gak main ke sini," kata Mbak Linda.
"Linda duduk dulu aja, aku mau nyiapin minuman," katanya. "oh iya, ini murid les aku, namanya Ari." aku berjabat tangan dengan mbak Linda. "Ari, kamu istirahat dulu ya, kamu ajak ngobrol mbak Linda," kata Ibu Rica. beliau langsung pergi ke dapur.

aku duduk di samping mbak Linda. aku merasa salah tingkah berada didekat perempuan ini. lagi lagi penisku kembali menengang. tonjolan yang ada di jilbab mbak Linda membuat celanaku menonjol. aku jadi penasaran dengan apa yang ada dibalik jilbab perempuan ini.
"jadi ini yang namanya Ari?" kata mbak Linda.
"iya, nama saya Ari," kataku.
"Rica pernah cerita soal kamu ke saya," kata Mbak Linda. "apa cuma kamu yang les disini?" katanya.
"iya, cuma aku," kataku.

selama kami mengobrol, aku sesekali mencuri pandang ke arah tonjolan jilbab mbak Linda. tak lupa aku secara diam diam memotret nya dengan kacamataku. semakin lama, penis ini semakin menegang. akhirnya ibu rica datang membawa nampan berisi 3 cangkir teh.

aku minta izin ke ibu rica untuk pergi ke kamar mandi. disana aku melakukan masturbasi sambil melihat hasil jepretanku tadi. sudah 5 menit aku habiskan di kamar mandi. setelah itu aku kembali ke ruang tamu.. aku lihat mbak Linda masih asik ngobrol bareng bu Rica. "eh Ari. kamu lama amat di kaamr mandinya. ayo sini ngobrol bareng ama kita.

rupanya Linda dateng ke sini bukan hanya untuk main, tapi juga dalam rangka berbisnis. Linda sekarang adalah distributor kosmetik dan dia sudah menjalin kerja sama dengan para penjual. Rica ditawari kesempatan untuk menjual kosmetik dari Linda dengan komisi yang lumayan besar. Tanpa pikir panjang, Rica menerima tawaran ini.

malam telah tiba, waktu menunjukan pukul 19:00. Linda pamit pulang, di rumah ini tinggal ada aku dan Rica. "kamu tadi gak nahan ya sama kondenya mbak Linda?" kata bu Rica.
"kok, ibu tahu?" kataku dengan terkejut.
"ibu liat kamu selalu curi curi pandang ke konde mbak Linda," kata ibu Rica. "ibu tahu kamu bolak balik kamar mandi bukan buat buang air, tapi buang mani," katanya lagi.
"hehehe, ibu tahu aja," kataku. "ibu pernah liat gak rambut mbak Linda? kira kira seberapa panjang ya?"
"ibu pernah liat pas dulu SMA. dulu panjangnya sepunggung, tapi gak tahu sekarang udh segimana," kata ibu Rica.
"jujur bu, saya penasaran sama rambutnya," kata ku.
"kalau gitu kenapa kamu gak liat sendiri?" kata ibu Rica.
"saya gak punya kesempatan bu" kataku.
"kamu udah dapet kok," kata ibu Rica. "kamu tahukan kalau ibu sekarang jualan kosmetik. untuk bisa jualan, ibu harus ngambil barang dagangan nya dari Linda, Distributor ibu. dikarenakan barang barangnya ada di rumah mbak Linda, kamu mau gak nganterin barang barang itu kesini? cuma seminggu sekali kok, lumayan kan kamu punya banyak kesempatan buat ngeliat rambut Lind
"kayanya sulit bu. kayanya dia selalu dijilbab," kataku.
"itulah namanya tantangan. gak ada yang mudah. kira kira kamu butuh waktu berapa ya supaya bisa mengungkap misteri dibalik jilbab Linda?" kata ibu Rica.
"kayanya 3-4 bulan," kataku.
"yaudah, besok kamu datang ke rumah mbak Linda ya. kita lihat apa besok kamu bisa juga ngebongkar jilbab mbak Linda," kata bu Rica. "kamu mau pulang sekarang, Ari?"
"mau sih bu, tapi.." aku menunjuk ke bagian depan celanaku yang menonjol.
"kamu ini sangean banget. ibu kan habis keramas. masa malam malam gini harus keramas lagi," protes bu Rica.
"jangan salahin saya bu, salahin temen ibu. tonjolan di kepalanya bikin celana aku menonjol," kataku.
keesokan harinya, aku datang ke rumah mbak Linda. rumahnya ternyata sangat jauh, untungnya aku bawa sepeda motor. sesampainya di sana, aku disambut oleg mbak Linda. dia masih saja menyembunyikan Kondenya dibalik jilbab. "eh Ari, ada apa kamu kesini?" tanya mbak Linda.
"gini mbak saya mau ngambil barang dagangannya Ibu Rica," kataku. aku terus menjaga kontak mataku dengan dia supaya dia tahu bahwa ada sesuatu yang menonjol di balik celana abu abu panjang ini.
"kok kamu yang ambil? seharusnya kan bu Rica yang ngambil," kata Mbak Linda.
"ibu Rica lagi sibuk bu, dia nggak sempat datang ke sini. jadinya saya bantu dia buat ngambil barang," kata ku.
"yaudah, ayo masuk," kata mbak Linda.
aku berjalan mengikuti mbak Linda. mbak Linda sedikit pendek dari diriku, tapi berkat konde di balik jilbabnya yang mengacung ke atas, dia kelihatan sejajar dengan tinggi badanku. aku berpikir bagaimana caranya aku membongkar gundukan rambut dibalik kain biru ini? tanganku mencoba untuk mengapai konde itu, tapi entah kenapa aku merasa ada yang menahanku.
sampailah kami di depan sebuah ruangan. mbak Linda membuka ruangan tersebut. di dalam sana terdapat tumpukan kardus kardus berisi kosmetik dan produk kecantikan lainnya. mbak Linda mengambil sebuah kardus dan menyerahkannya padaku. "semua barang yang dipesan bu Rica ada disini," kata mbak Linda. setelah aku menerima barang itu, aku langsung pergi ke Rumah Bu Rica.
perjalanan dari rumah mbak Linda dan bu Rica memakan waktu 30 menit. di rumah bu Rica, aku menyerahkan kardus ini ke bu Rica. "makasih ya Ari udah bantuin Ibu," katanya.
"justru saya yang harus terima kasih bu, saya jadi tahu rumah mbak Linda berkat Ibu," kata ku.
"oh iya, kamu berhasil ngebongkar konde mbak Linda?" kata bu Rica.
"belum bu, saya gak nemu celah atau momen yang tepat buat ngebongkar kondenya," kata ku.
"oh, pantesan kontol kamu masih tegang kaya gitu," kata Ibu Rica.
"yah begitulah. anyway boleh kan bu hari ini saya lemesin burung saya di sarang tawon ibu?" kataku. selama 2 tahun , rambut ibu Rica semakin memanjang. panjang nya sekarang sudah mencapai lantai. jika digelung, gelungannya terlihat sangat besar layakanya sarang tawon. setiap hari di sekolah dia menata rambutnya dengan gaya bee hive (sarang lebah). atau mengelungya seperti sorban india.
"gak bisa. selama kamu gak ngebongkar konde mbak Linda, jangan harap kamu menyentuh konde saya," kata Bu Rica.
"terus gimana saya ngelemesin burung ini?" kataku dengan memelas.
"kamu onani aja," katanya. "kalau kamu mau konde ibu, kamu harus bongkar dulu konde mbak Linda."
dua bulan telah berlalu. aku melakukan pengiriman barang barang dagangan ibu Rica sebagai kedok untuk membongkar konde mbak Linda. aku berusaha mencari kesempatan untuk mengungkap misteri dibalik jilbab itu. kadang aku menemukan kesempatan itu tapi aku selalu menyia-nyiakannya. sampai akhirnya aku menemukan sebuah kesempatan yang tak akan aku sia siakan.
suatu hari aku datang ke rumah mbak Linda. seperti biasa, aku datang untuk memgambil barang. setelah aku mendapatkan barangnya, aku hendak pergi. tapi mbak Linda mencegahku.
"Ari, aku mau bicara sama kamu," kata mbak Linda.
kami pun duduk berdampingan di sebuah sofa ruang kelaurga. "Ari, kamu sudah 2 minggu bolak balik ngambil barang dagangan Ibu Rica. aku ingin tahu apakah ibu Rica membayar jasa kamu ini? kira kira berapa?" kata mbak Linda.
"jujur mbak, saya gak dibayar ama bu Rica," kata ku.
Mbak Linda terkejut. "kalau gak dibayar, apa aku aja yang bayarin kamu?" kata mbak Linda.
"tidak perlu, mbak. saya gak mau dibayar pake uang," kata ku.
"kalau gitu kamu mau dibayarnya dengan apa? pulsa?" kata mbak Linda.
ibu Rica bilang, kunci untuk membongkar sanggul mbak Linda ada 2: perhatian dan kejujuran. aku sudah mendapatkan perhatiannya. kini aku harus menggunakan sagu kunci lagi, kejurjuran. aku harus jujur padanya.
"sebenarnya saya mau dibayar pake ini," kataku sambil menyentuh tonjolan di jilbab mbak Linda.
"maksud kamu apa?" kata mbak linda sambil memegang bagian belakang jilbabnnya.
"jadi gini mbak, saya ini serang hairfetish, saya pas pertama kali ketemu mbak, saya merasa penasaran sama konde mbak. saya ingin tahu apa yang ada dibalik jilbab mbak ini. saya sengaja bolak balik ngambil barang dagangan ibu Rica supaya saya bisa liat konde mbak Linda. menurut mbak boleh gak saya liat apa yang ada dibalik kerudung mbak?" kataku.
Mbak Linda nampaknya kebingungan. dia sedang memproses informasi yang baru ia terima. "jadi kamu mau dibayar pake konde saya? apa nggak ada pembayaran yang lain?" kata mbak Linda.
"ayolah mbak, mbak gak sadar dengan keuntungan dari penawaran saya ini? mbak gak perlu ngeluarin banyak uang buat bayar saya. daripada uangnya dibuang buat saya, mending buat mbak aja," kata ku.
sesaat suasana menjadi hening. tak ada satupun dari kami yang bicara. "jadi apa keputusan mbak?" kataku.
"kayanya kamu benar," kata mbak Linda yang kemudian berbalik badan, membelakangi diriku.
"jadi ibu setuju?" kataku.
"kalau itu mau kamu, yaudah," katanya sambil menundukan kepala.
pertama aku memegang konde yang masih dibalut kain berwarna biru. aku meremas remas konde ini. terasa sangat keras. semakin aku remas, semakin keras pula penisku. kemudian aku masukan tanganku kedalam jilbabnya. aku bisa merasakan permukaan konde mbak Linda. pada bagian bawah kondenya, ku merasakan ikat rambut yang melilit konde ini. kemudian pada bagian atasnya yang tidak dililit ikat rambutnya.
"mbak, boleh aku lepas kerudung mbak ini?" kataku.
"yah, boleh," kata mbak Linda.
aku menyibakan bagian belakang kerudung mbak Linda ke atas. nampak terlihat jelas apa yang selama ini bersembunyi dibalik kerudung mbak Linda ini. itu memang rambut mbak linda yang digelung dan gelungannya diamankan dengan ikat rambut. Konde itu seukuran 2 kepalan tangan yang ditumpuk. konde ini menjulang dengan tinggi keatas, seperti menantangku untuk melakukan sesuatu terhadapnya. telapak tanganku langsung meraih gulungan rambut ini. aku meremas remas kondenya.
"jadi ini yang sering kamu lakukan pas les di rumah Rica?" kata mbak Linda.
"maksud mbak apa?" kataku.
"kamu sering ke rumah Rica bukan cuma les matematika kan?" kata mbak Linda. "kamu bilang sendiri kalau kamu suka banget sama rambut perempuan. bahkan kamu juga bilang kedatangan kamu kesini hanya demi sanggul aku. setelah saya denger perkataan kamu kaya gitu dan cara kamu mainin rambut saya, saya kayanya mulai sejak apa yang sering kamu lakukan di rumah Rica. kamu disana bukan cuma les matematika kan? ngomong ngomong, aku tahu Rica punya rambut yang sangat panjang."
aku menghela nafas. "sebenarnya program les di rumah bu Rica udah berakhir sejak aku lulus SMP," kataku.
"terus, ini yang kamu lakukan di rumah Rica? mainin kondenya?" kata Mbak Linda.
"sebenarnya bukan hanya ini yang aku lakukan," kataku. aku melepaskan ikat rambut di kondenya sehingga tergerailah rambut panjang se pantatnya. meskipun tidak sepanjang Ibu Rica, Rambut mbak Linda tetap menggairahkan untuk dimainkan. aku menguncir rambutnya dengan ikat rambutnya. pertama aku menguncirnya dengan gaya low ponytail, kemudian aku tarik lagi ikat rambutnya hingga tergerai. aku kuncir lagi dengan gaya mid ponytail. terakhir aku ikat dengan gaya high ponytail seperti di film jinny.
"jadi ini yang sering kamu lakukan ke Rica?" kata Mbak Linda.
"sebenarnya bukan, ibu Rica paling gak suka kalo dia diiket kaya gini. katanya bikin sakit kepala," kataku.
"trus kamu ngapain sama Rica selain mainin rambut," kata mbak Linda.
aku langsung berhenti memainkan rambutnya. aku biarkan rambut dikuncir gaya high ponytail. aku mengambil handphoneku. aku mainkan video aku memperkosa konde ibu Rica dan memperlihatkannya pada Mba Linda.
"jadi ini yang kamu lakukan sama Rica? aku gak nyangka. kok Rica mau aja di Hairjob ama kamu," kata Mbak Linda.
"awalnya sih dia marah pas pertama kali aku ngelakuin itu. tapi setelah saya dihukum, kami buat kesepakatan," kata ku.
"kesepakatannya apa?" kata mbak Linda.
"dia ngebolehin aku buat mainin rambut nya, asalkan dia boleh mainin penis aku," kataku.
"kapan terakhir kalinya kamu mainin rambut Rica?" kata mbak Linda.
"dua bulan yang lalu, pas pertama kalinya aku ketemu mbak," kataku.
"kamu udah 2 bulan bulak balik nganterin barang ke rumah Rica. kenapa kamu gak mainin rambut Rica lagi?" kata mbak Linda.
"aku dikasih ultimatum dan tantangan sama bu Rica. aku gak dijinin nyentuh rambut bu Rica sebelum aku ngebongkar sanggul mbak Linda," kataku. aku langsung berdiri dan hendak pergi dari ruangan ini. "sekarang aku udah mneuntaskan misiku. makasih ya mbak sudah nolongin saya," kataku.
tiba tiba tanganku ditarik oleh mbak Linda. "kamu cepet banget mainin rambut aku? kamu belum selesai lho maininnya!" kata mbak Linda.
"saya rasa saya udah cukup puas mainin rambut mbak, jadi saya udahan mainnya," kataku.
mbak Linda menyuruh aku untuk duduk kembali di Sofanya. dia duduk membelakangi diriku. "kamu memang puas tapi mbak belum puas. jadi kamu harus lanjutin permainan ini sampai saya puas," kata mbak Linda.
aku menghela nafas. aku membelai ponytail mbak Linda dengan kedua tanganku. kemudian aku mengerai rambutnya dengan menarik ikat rambutnya hingga terlepas.
"Ari, permainan kamu membosankan sekali, sampai kapan saya bisa puas?" kata mbak Linda.
"trus saya harus ngapain?" kataku.
tiba tiba tangan mbak Linda yang disilangkan ke belakang, menyentuh selangkanganku. "apa ini cuma buat Rica? sayang sekali, saya kayanya gak bakal puas sama permainan ini," kata mbak Linda.
aku pikir mbak Linda ingin di Hairjob oleh diriku. tapi kami berada di ruang tamu. meskipun suasananya sepi, tetap saja aku enggan melakukannya. "mbak, kita pindah aja mainnya di kamar," kataku.
"emangya kenapa" kata mbak Linda.
mbak, saya gak bisa memuaskan mbak di tempat ini, takutnya ketahuan orang lain," kataku
"kenapa harus takut? emang kamu mau ngapain?" kata mbak Linda.
karena sudah tak tahan lagi, aku langsung menggendong tubuh mbak Linda. "kamu mau ngapain Ari? lepasin aku!" kata mbak Linda sambil meronta ronta.
saya dengan sekuat tenaga menggendong mbak Linda di pangkuanku dan membawanya ke kamar tidur. sesampainya di kamar, saya banting tubuh mbak Linda ke atas kasur.

Mbak Linda berusaha bangkit dari kasurnya. "apa apaan kamu Ari? kenapa kamu lakukan ini ke saya" kata mbak Linda.

"maaf mbak, saya cuma menggunakan imajinasi saya. saya cuma tahu satu cara untuk memuaskan mbak," kataku. aku langsung melepaskan celana panjang dan dalamku. terpampang jelas penisku yang menengang sejak tadi aku datang kesini. "jadi apa mbak sudah puas?" kataku.

mbak linda merangkak di kasurnya, dia mendekati penisku. awalnya ujung jarinya menyentuh penisku, kemudian dengan tangannya dia mengenggam penisku. "ya, saya puas. tapi rasanya gak cukup kalau cuma liat dan megang penis kamu," kata mbak Linda.
aku langsung naik ke atas kasur. mbak Linda berlutut membelakangiku. aku menggelung rambut mbak Linda tanpa menggunakan ikat rambut. konde itu tidak terlalu besar seperti bu Rica, tapi lumayan untuk aku hairjob. setelah itu, aku masukan penisku kedalam konde. aku menusuknya dari bawah kondenya hingga menembus keatas. aku terus goyangkan pinggulku keatas dan kebawah. beberapa kali penisku masuk keluar dan menembus konde mbak Linda.

aku semakin kuat menggoyangkan penisku ini hingga akhirnya aku mengeluarkan sperma, bersamaan dengan tergerainya rambut mbak Linda. aku langsung jatuh dan terduduk di kasur.

"bagaimana mbak, apa sudah puas?" kataku dengan terengah engah.
mbak Linda berbalik menghadapiku "ya, Ari. sekarang mbak sudah puas," katanya.
"udah lama aku gak ngelakuin ini, makasih ya mbak," kataku.
"ya sama sama, ngomomg2x kamu suka hairjob di rambut Rica atau aku?" kata mbak Linda.
"jujur mbak, aku masih suka rambut bu Rica. soalnya lebih panjang dan lebih tebal. tapi aku juga suka rambut mbak, soalnya lebih lembut dan halus," kataku.
"jadi Rica unggul di kuantitas dan aku di kualitas?" kata mbak Linda.
"ya begitulah, hehe," kataku

2 comments:

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete

SALON HAIRJOB