Tuesday 19 July 2016

"Cinta dan pengorbanan" part I

Thanks to Marzuki Ruki

Sarah namanya. Mahasiswi pintar,lugu nan anggun dan dilengkapi denga jilbab yang membuatnya tambah cantik. Aku sangat mengaguminya, sering kali aku memandanginya dari kejauhan, tidak ada keberanian sedikit pun untuk berkenalan, menyapa pun aku tidak berani, ingin sekali aku bisa berkenalan dengannya. Sampai suatu saat kami dipertemukan dalam satu acara yang sama sebagai panitia. Bermula dengan aku meminta kontaknya untuk menanyakan keperluan acara
Aku : assalamualaikum, sarah ini saya ketua panitia acara, bagaimana dengan persiapan untuk besok ?
Sarah : waalaikumsallam, alhamdulilah semuanya telah siap
Ternyata dia sangat ramah sekali yang membuat aku berani untuk mendekatinya. Setelah acara itu selesai dan ternyata acara tersebut menjadi jembatan bagi hubungan kami. hubungan kami semakin erat, walau sebatas hanya mengobrol, chatting dan jalan bareng. Aku selalu suka dengan wanita yang berhijab, yang menjadikan alasan juga aku suka dengan sarah. Setelah berjalan sekitar 3 bulan, dan kami rasa hubungan kami ingin ke arah yang lebih serius, aku dan sarah memutuskan untuk berpacaran. Oh iya perlu diingat juga aku seorang hairfetish, aku selalu mengira2 akan sepanjang apa rambut sarah karea aku selalu penasaran dengan rambut wanita berjilbab, selama pendekatan dengannya aku selalu melihat gundukan dibalik hijabnya dan selalu menyita perhatian ku dan membuat ku penasaran. Pada suatu hari aku tidak lagi melihat gundukan dibalik jilbabnya, dengan ragu2 aku pun menanyakannya pada sarah<br>
Aku : yang kok jilbab kamu gaada gundukannya lagi sih, kamu potong rambut ya ?
Sarah : kenapa ? Penasaran ya ?
Dengan dia menjawab seperti itu membuat ku sedikit kecewa dan menganggap kalo dia memang memotong rambutnya
Sarah: haha engga kok sayang, aku engga potong rambut, rambut ku udh panjang kalo aku iket entar bikin tonjolan yang gede banget,aku ga betah, makanya aku masukin ke baju aja, biar ga nonjol lagi.
Mendengar hal itu hati ku lega sekali, untung saja dia tidak memotong rambutnya. Semenjak menanyakan pertanyaan itu aku jadi lebih berani untuk mengeluarkan sifat hairfetish ku. Walaupun sarah tidak tahu aku mempunyai sifat hairfetish, dia tidak pernah penasaran mengapa aku sering bertanya soal rambutnya. Setelah banyak bertanya soal rambutnya akhirnya aku mengetahui bahwa rambutnya kini sudah menyentuh pinggang. Bahagia aku mendengarnya kalo dia memiliki rambut yang benar2 panjang. Dan sering kali ketika kita bertemu, tangan ku sering jail masuk kedalam jilbabnya dan memainkan rambutnya. Semenjak itu aku diperbolehkan untuk memainkan rambut di dalam hijabnya dengan syarat dia tidak mau membuka jilbabnya. Dia berkata kalo dia mau membuka full jilbabnya kalo sudah menikah. dan jika sedang dikosannya aku juga sering menyuruhnya untuk membuat konde atau menggelung rambutnya agar aku tetap bisa memainkan rambutnya meski dia memakai jilbab. Bersyukur sekali aku bisa melampiaskan sifat hairfetishku kepada pacarku sendiri, dia tidak pernah protes walau sesekali dia menanyakan mengapa aku sering memainkan rambutnya yang di dalam jilbab, aku hanya menjawab bahwa sudah kebiasaan dari kecil kalo aku senang memainkan rambut perempuan, dia pun menerimanya tanpa banyak protes. Suatu ketika ketika kami sedang duduk2 santai aku iseng bertanya padanya
Aku : sayang kamu ga gerah apa rambutnya panjang banget gitu ? Ga kepikiran buat dipotong ?
Sarah : iya sih udh panjang banget, gerah dan mulai ribet ngurusnya.
Aku : yaudh potong rambut gih
Sarah : aku masih sibuk kuliah yang jadi ga sempet buat potong rambut
Aku berfikir ini kesempatanku untuk bisa memotong rambutnya, aku memang suka denga wanita dengan rambut panjang tapi aku lebih suka untuk memotongnya.
Aku : memang kamu kalo potong rambut kesalon mana yang ?
Sarah : aku sih ga pernah ke salon yang, kalo panjang
aku suka memotongnya sendiri.
Aku tercengang mendengar jawabannya kalo selama ini dia memotong rambutnya sendiri,ternyata dia memang gadis lugu dan juga mandiri.
Aku : memang kamu bisa apa potong rambut kamu sendiri ?
Sarah : ya bisa aja, aku biasanya liat video2 di youtube yang self haircut itu yang, lagian aku berhijab kalo berantakan hasilnya gaakan ada orang yang liat juga, dan lebih hemat hehe. Tapi kalo kamu udh minta gitu, minggu depan deh aku potong.
Mendengar jawabannya membuat ku benar2 terangsang, ini kesempatan ku untuk bisa memotong rambutnya.
Aku : yaudh sini yang aku bantuin motongin rambut kamu, daripada berantakan kan
Sarah : emang kamu bisa ?
Aku : bisa aja, apa sih yang ga bisa buat kamu
Sarah : haha bisa aja kamu yang, yaudh gimana kamu aja deh ya, awas aja kalo lebih berantakan dari potongan aku, ga mau lagi nantinya aku minta potongin kamu.
Aku : haha siap bos, nanti aku tanggung jawab kalo berantakan*sambil ku kecup keningnya*
Akhirnya kami memutuskan untuk memotong rambut sarah minggu depan. Perasaan ku sangat senang saat itu bisa melampiaskan hasrat hairfetishku pada orang yang ku sayang. aku pun mulai belajar sedikit2 dari youtube cara memotong rambut wanita, karena aku tidak punya basic untuk memotong rambut. Perasaan ku sangat senang sambil menunggu hari h untuk memotong rambut sarah kekasihku, sampai satu hari sebelum hari yang dijanjikan sarah mengirim pesan dan membuat ku kaget, sedih dan campur aduk. Dia mengatakan harus mengakhiri hubungan kami karena hubungan kami tidak direstui oleh kedua orangtuanya. Orangtuanya hanya ingin sarah untuk fokus kuliah. Aku sangat sedih saat itu aku mencoba untuk meyakinkannya untuk tidak pergi dan membujuk orangtuanya. Dia bilang dia sudah melakukannya dan tetap saja orangtuanya tidak mengijinkannya. Aku sangat sayang dengannya, berat hati ini untuk menggalkannya, dimana lagi aku bisa menemukan gadis cantik, lugu dan penurut dengan nilai tambah dia berhijab dan berambut panjang, dia benar2 sosok sempurna dimataku, tapi mau gimana lagi ada hal2 yang memang tidak bisa dipaksakan. Aku mencoba menelfonnya untuk mengucapkan salam perpisahan
Aku : yasudah kalo itu memang keputusan orangtua mu, aku terima saja.
Sarah : *sambil menangis* maafin aku ya sayang, aku juga ga mau hubungan kita berakhir secepat ini, aku benar2 sayang kamu
Aku : yasudah kamu lebih baik turuti saja apa kata orangtua mu, jika memang kita berjodoh kita pasti akan dipertemukan kembali
Sarah : iya sayang
aku bercanda sedikit agar dapat menghiburnya
Aku : yah ga jadi dong aku buat potong rambut kamu yang
Ternyata aku malah mendapatkan jawaban yang tidak terduga dari sarah
Sarah : kalo kamu memang mau memotong rambut aku, aku tetep mau kok rambut ku dipotong sama kamu yang. Sebagai kado perpisahan dan juga bukti kalo aku sayang dan nurut sama kamu
Aku pun terharu dan sedikit bahagia mendengar jawabannya, bahwa dia ingin membuktikan kalo dia memang sayang dengan aku. Aku pun melanjutkan rencana ku untuk memotong rambut sarah, tapi kali ini kami harus sembunyi2, jangan sampai orangtua sarah melihat aku bersama dengan sarah lagi, kami takut orangtua sarah mengira bahwa aku masih memiliki hubungan dengannya. Akhirnya aku memutuskan untuk memotong rambutnya di kontrakan milikku. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, sarah datang dengan menggunakan ojek, dia bilang pada orangtuanya untuk keluar mengerjakan tugas kuliah. Aku langsung menyuruhnya masuk kedalam kontrakan ku. Sesampainya di dalam dia langsung memeluk ku dengan erat sambil menangis, aku coba untuk menenangkannya bahwa untuk saat ini, ini memang jalan yang terbaik untuk kita berdua *sambil mengecup keningnya*, dan dia pun akhirnya bisa menerimanya.
Aku : yaudh sayang, sekarang aku potong ya rambut kamu, tapi sebelum itu kamu mau kan aku video untuk kenang-kenangan
Sarah :*dia mengganguk dan berkata* iya sayang lakuin apa yang pengen kamu lakuin untuk kado perpisahan kita
Tak pernah terbesit sedikitpun dalam benak ku untuk menyentuh selain rambutnya, aku pun punya prinsip untuk tidak melakukan hal2 lain sebelum kita resmi menjadi pasangan yang sah.
Aku pun mulai mengeluarkan kamera. Aku mulai merekam semua kegiatan saat itu. Aku tidak langsung memotong rambut sarah. Aku ingin menikmati momen terakhir bersamanya sambil memainkan rambutnya. Sarah sudah mempersiapkannya dengan menggelung rambutnya, Aku mulai membuka bagian belakang dari jilbabnya, dengan mengangkat bagian belakang dari hijabnya. Aku pun mulai memainkan rambutnya, ku ikat dan kulepas terus menerus. Aku remas-remas rambutnya yang membuat ku sangat terangsang, kadang kusisir juga, dan sesekali kucium rambut wanginya, sedih sekali karena ini menjadi momen terakhir ku bisa seperti ini. Aku rekam semuanya dalam kamera ku. Setelah aku puas bermain-main dengan rambutnya, aku pun mulai berencana untuk memotong rambutnya
Aku : yang aku udh puas maenin rambut kamu, sekarang langsung aja aku potong ya
Sarah : iya sayang, potong aja langsung
Tapi sesaat akan memotong rambutnya, orangtua sarah menelpon, dan meyuruhnya untuk cepat pulang, entah bagaimana orantuanya mengetahui bahwa sarah pergi menemui ku, orangtuanya sangat marah. Sarah pun ketakutan dan panik, dia ingin cepat2 pulang karena takut orangtuanya tambah marah. Dengan tergesa-gesa dia mengikat rambutnya dan memperbaiki jilbabnya, saking paniknya dia lupa bahwa kami berencana memotong rambutnya. Ketika sarah hendak bergegas akan pulang, dia melihat ku memegang gunting dan sisir
Sarah: astagfirullah, aku sampai lupa kalo tujuan ku kesini untuk memotong rambut ku buat kado perpisahan kita
Aku : gapapa kok aku mengerti, kamu takut dan panik sayang
Sarah : aduh gimana dong aku takut dan harus segera pulang, tapi aku juga belum membiarkan kamu memotong rambut aku. Yaudh kamu potong aja sekarang sebisa kamu dan cepat sayang.
Aku : kamu yakin sayang ?
Sarah : iya sayang gapapa, potong aja nih rambut aku *sambil memegang tonjolan dibelakang jilbabnya*, tapi aku ga mau buka jilbab ya, aku udh gaada waktu lagi sayang, maaf ya
Aku : iya sayang gapapa
Tanpa banyak basa-basi aku pun mulai membuka belakang jilbabnya, aku juga mulai membuka gelungannya dan menjuntai lah rambut panjang,hitam dan tebal sampai pinggang. Dalam hati aku ingin sekali memotongnya sedikit-demi sedikit tapi apa daya keadaan memaksa. Aku pun menyisir dan langsung mengikat rambutnya dalam bentuk ponytail, tanpa pikir panjang lagi aku mulai memotong rambutnya walau dia masih mengenakan jilbabnya,*kres..kres..kres* suara gunting memotong rambut tebal sarah, aku memotong tepat pada atas ikatan, agak sulit karena rambut sarah ternyata sangat tebal, sarah dengan wajah pasrah hanya bisa menangis dan menunggu aku selesai memotong rambutnya. dan akhirnya terpotong lah rambut panjangnya, dan kini rambut sarah dengan model bob seleher dan tidak beraturan. Aku sebenarnya ingin sekali merapihkan dengan memotongnya lebih pendek tapi kami tidak ada waktu lagi. Sarah pun meraba rambutnya yang sekarang sudah terpotong pendek dan langsung menutup jilbabnya kembali.
Aku : kamu yakin gapapa ga beraturan begitu rambut kamu sayang ?
Sarah : iya gapapa sayang, nanti aku rapihkan sendiri dirumah, aku udh gaada waktu lagi. ini bukti sayang aku sama kamu, ini jadi kenang-kenangan buat hubungan kita, maaf karena aku tidak bisa memberi yang lain*sambil menyerahkan ponytailnya kepada ku*
Aku : rambut kamu dan melakukan semua ini sudah lebih dari cukup sayang, aku bakal simpan rambut kamu untuk kenang-kenangan, kalo memang kita berjodoh allah pasti akan mempertemukan dan mendekatkan kita kembali *sambil mencium keningnya dan menghapus air matanya*. Setelah itu sarah pun pergi dan kita memutuskan untuk tidak bertemu lagi selama kuliah agar tidak membuat orangtua sarah marah lagi.

No comments:

Post a Comment

SALON HAIRJOB