Tuesday 19 July 2016

Tiara

Mirna berjalan pelan menyusuri koridor. Kuliah libur sore ini. Rambutnya yang sepanjang 2 meter itu dikepang dan dikalungkan di lehernya yang jenjang.
Sisanya ia biarkan menjuntai sedikit menyentuh lantai. Pandangan mirna menerawang. Sudah 2 bulan ini ia dan adel tak menerima kabar dari meliya. terakhir ia tahu dari surat yang dikirimkan meliya ia tahu bahwa pernikahannya dengan markus gagal. Mama meliya marah besar karena rambut putrinya yang hitam indah sepanjang 2 meter lebih itu digunduli di tukang cukur. Akibatnya berujung pada penolakan markus. Calon suaminya. Meliya tersenyum, lalu melepas kalung rambutnya itu dan membiarkannya menjuntai menyapu lantai.”meliya pintar juga”pikirnya. Andaikan meliya tidak gundul mirna pasti tersaingi dengan panjang dan indahnya rambut meliya yang mencapai 2 meter lebih 60 centi itu. Tak ada lelaki normal yang mau memperistri perempuan yang cantik tapi kepalnya plonthos. Andai ada itupun pasti sudah menikah duluan baru si perempuan digunduli. Itupun pasti ada alasannya juga. Seperti artis artis yang terkena tuntutan peran.
“aduh !!” mirna menjerit. Rupanya adel iseng menunggu di dekat pintu masuk akamr untuk mengerjainya. Rambut mirna yang menyentuh lantai itu diinjak adel ketika mirna masuk ke kamar. Adel tertawa. Rambut adel yang digerai dibawah tumit itu bergerak ke kiri dan kanan ketika ia memiringkan kepalanya.
“makanya non.. kalo punya rambut jangan panjang –panjang.. potong gih.. ntar aku bantu..” canda adel. adel terkikik sambil menyelipkan rambut ke daun telinganya. Anting emas berayun pelan dari balik rambut setumitnya itu.
“Ayo,potongnya ditempat mang usep ya? ” bisik mirna. Mata adel berbinar. “ayo mir! Ntar kamu tak gunduli kayak meliya!” balas adel sambil berbisik.
“ogah ah!!” sanggah mirna sambil merebahkan badannya ke kasur. Adel tertawa renyah. Memirngkan badannya kekanan dan kekiri lagi. Rambutnya yang hitam berkilau itu berkelebat indah menyentuh lantai.
“kya.. cakepnya!!”
Sebuah suara mengejutkan seisi kamardari luar. Adel dan mirna menoleh ke sumber suara. Mbak mbak shinta ternyata... mbak shinta teman seangkatan mbak nanda yang kemarin pulang kampung. mbak shinta juga tinggal dikamar sebelah.
“apaan sih mbak?” Adel berjalan cepat kearah mbak mbak shinta. Rambut hitam adel yang lembut setumit itu berkelebat sesaat. mirna menggelung rambutnya yang menyapu lantai itu menjadi gelungan yang besar. Lalu menghampiri mbak mbak shinta. Mata mirna melotot melihat adegan bercanda adel dengannya tadi direkam mbak mbak shinta yang duduk di tembok setengah meter yang ada diluar teras.
“kalian cantik ya ..dibanding aku..kalian masih lebih muda. Tapi rambutnya sudah melebihi tumit.”
Goda mbak shinta sambil mencubit hidung mirna. Adel melotot.
“aku mau keluar dulu cari bahan jahit buat kursus besok.. kalian mau ikut?” tanya mbak mbak shinta sambil ngeloyor pergi. Rambut mbak mbak shinta berayun indah mengikuti irama badannya. Mbak mbak shinta memang cantik. Kulit kuning langsat dengan rambut hitam lurus berkilau bak model shampo. Berkacamata. Rambutnya indah sepanjang tumit dan selalu digerai. Sekalipun berjilbab, mbak mbak shinta selalu menyembunyikan rambut setumitnya itu dibalik gamis. Tak seorangpun tahu bahwa dibalik jilbabnya ada rambut hitam tebal dan indah berkilau. Maklum. Mbak shinta tak pernah menggelung rambutnya ketika berjilbab.
“mir..mbak shinta itu primadona di kampungnya loh..” Kata adel ke mirna sambil mengepang rambut setumitnya”bahkan setelah masuk pesantren pun ia juga disukai banyak cowok”. Mirna mengernyit. “iya mir... loh kamu ngga tau kalo mbak mbak shinta itu playgirl loh!”
“ah, jangan suudzon dulu del..” sergah mirna”kamu Cuma dengar dari omongan anak kamar sebelah kan? Ngga liat langsung kan?”
Adel mengangkat pundak. Mirna beranjak dari tembok “nyusul mbak shinta yuk del..” ajak mirna. Mirna mengambil jilbab dan mengurai gelungannya. Rambut mirna yang sepanjang 2 meter itu dilipat menjadi 2 lalu dikuncir dan dimasukkan dibalik gamis. Adel beranjak dari tembok. Rambutnya yang sudah dikepang itu jatuh berayun indah dari tembok tempat ia duduk mengikuti irama geraknya. Sebentar kemudian adel melipatnya menjadi sebatas pinggang dan meyusul mirna keluar.
shinta menertawakan reaksi igor yang terperanjat kagum saat melihat video diHP shinta. Kekasih barunya. 5 kilo dari ponpes si sebuah kafe yang sepi mbak shinta berduaan dengan igor. Pacarnya yang diam diam ia kenal sejak awal masuk pondok. Mbak shinta mengenalnya ketika sepeda yang dipakinya rusak dan beristirahat dikafe itu. Igor yang menjadi pegawai di kafe itu menawarkan bantuan. Sikap ramah dan cekatan ketika bekerja membuat mbak shinta luluh. Kebebasan pondok yang boleh keluar asrama asal sudah ijin dan menggunakan kartu id dilanggar mbak shinta. Bahkan dikafe pun mbak shinta berani melepas kerudung! Tapi tak seorang santriwati pun tahu.
“keren kan?” mbak shinta menggelayut manja di pundak igor. Lalu merapikan dan menaruh rambutnya yang setumit itu di paha igor.
“anak pondok itu natural ya.. rambutnya panjang panjang banget..”
“ini siapa” tanya igor.”adel. adik kelas di kamar sebelahku.”
Igor membulatkan mulutnya membentuk huruf o. Mbak shinta meniru lalu menggelitik igor.
“aduh rambutku..” rambut setumit mbak shinta tak sengaja terinjak karena igor mengganti posisi.
“dipotong kek.. beb, kamu cantik loh kalo potong..” mbak shinta cemberut. “katanya perempuan dengan rambut panjang” mbak shinta mengumpulkan rambutnya di sebelah kiri tubuhnya. Terlihat jelas anting perak yang berayun dengan indahnya. Kalung dari kain hitam yang dikenakannya terlihat kontras menambah kecantikannya.
“udah beb, klo mau dipotong sebetis aja.. tapi kalo ogah ya terserahlah...” balas igor.
Disudut parkiran mirna dan adel menutup mulut. Tak percaya dengan apa yang dilihat.
***
Sore itu mirna, mbak shinta dan adel janjian pergi ke toko peralatan jahit di toko”555”. Tanpa mirna dan adel tahu mbak shinta memakai kaos dengan belahan dada yang lebar. Lengkap dengan kalung ban hitam di leher. Rambut disamping kanan dan kiri dikepang kecil dan dipertemukan dibelakang kepala. Mbak shinta menggeleng pelan. Sengaja supaya rambutnya yang hitam berkilau setumit itu berayun indah. Ia lalu menutupinya dengan gamis dan jilbabnya.
“kemarin kakak katanya mau ke 555, toko alat jahit itu. tapi kok ngga ketemu mbak?” tanya adel memulai pembicaraan setelah jauh dari pondok.
“lha kan aku berangkat duluan..”sergah mbak shinta. “Cuma berjarak 5 menit.. dijalan kami juga sempat ketemu mbak.. trus..” mirna tak melanjutkan kalimatnya. “kalian mergokin aku jalan bareng cowok? Itu kakakku tau ! ” potong mbak mbak shinta cepat.
“oh gitu.. maaf mbak...” kata mirna. Mereka lalu diam.
***
Mirna celingukan mencari sepeda mbak shinta di parkiran toko alat jahit.
“del, tadi mbak shinta pamit ke kamu mo kemana gitu ?” tanya mirna. Adel menggeleng. “nggak mir.. udah ah.. yuk!” adel mulai mengayuh sepeda. Mirna menyusulnya dari belakang.
“mir.. rambutmu...” bisik adel pelan mengingatkan. Rambut mirna yang disembunyikan dibalik gamis menyembul dari bawah roknya dua jengkal. Mirna tersentak. Buru buru mirna menyelipkan dibalik kaos kakinya. Dua orang pria berboncengan motor lewat dibelakangnya tampak memperhatikan mirna. Setelah lalu mereka terlihat membicarakan sesuatu sambil melirik sekali lagi ke mirna.
“kayaknya mereka surprise liat rambut yang kamu sembunyiin keluar mir..” adel tertawa. Mirna menahan malu tapi ia tetap tersenyum menanggapi temannya. Mereka berdua pun pulang ke asrama tanpa peduli mbak shinta.
***
Di tempat lain mbak mbak shinta menunggu igor cemas.. igor berjanji akan memberinya kejutan kencan di suatu tempat. Mereka janjian di sudut parkiran solo hypermart. Tanpa mbak shinta tahu 2 pemuda bermotor dan seorang perempuan berumur 25an dengan rambut sepinggang berdiri di pojok lain mengawasinya. Igor yang akan masuk ke parkiran terkejut dengan kehadiran tiga orang tadi dan sembunyi di sebuah warung tak jauh dari situ. “bener dia mbak tiara ?” tanya salah satu pemuda. Tiara mengangguk sambil melihat foto shinta berduaan dengan igor dari kejauhan.
”rambutnya panjang kayak tadi ya ton? Cuma yang ini ngga berjilbab dan lebih pendek..” kata yang lain.
“wah dira naksir sama yang rambutnya keluar dari rok tadi ya ?” canda anton. Dira Cuma tersenyum acuh. Dua orang itu adalah anton dan dira. 2 oarang debt collector yang dimintai tolong tiara mengambil jaminan.”sudah kesembilan kalinya igor kabur.. dari tanggal perjanjian. Katanya mbak shinta ini yang katanya selama ini bekerja sama dengannya” kata tiara sambil berjalan menuju shinta.
“permisi” sapa tiara sopan. “mbak shinta ya?”
Shinta mengangguk mencoba tersenyum canggung. “rambutnya panjang ya.. bagus...” tiara mencoba berbasa basi. Shinta tertawa kecil. “ada apa mbak?”
“begini...” tiara mulai bicara ” mas igor beberapa bulan ini mencari pinjaman pada kami untuk usaha.. awalnya kami percaya. Hanya saja mungkin ada kendala pada usahanya mas igor menunggak.. ”
Tiara menyisir rambutnya dengan jemarinya. “tapi ia tak ada laporan. Memang salah saya, hanya berbekal status teman SMA saya langsung percaya.. tapi gini mbak shinta, kami menerima tanda tangan surat pindah kuasa hutang atas nama anda..”
Shinta terhenyak”ah.. salah mbak.. kita nggak pernah kok ngadain perjanjian apapun..” katanya mengelak. Tiara tertawa “oh..gitu.. maaf ya mbak tapi mas igor sendiri yang menyerahkan suratnya ke kami hari sabtu kemarin..” tiara merogoh tasnya. Sebentar kemudian mengeluarkan surat bermaterai lengkap dengan tanda tangan dan biodata shinta. Shinta mulai ketakutan
“mbak.. saya bener bener sumpah..! nggak melakukan perjanjian apapun.. mungkin kebetulan nama saya dan orang disurat itu sama...””tapi mbak, kami punya bukti ktp asli yang kami bawa..” bantah tiara tak perduli. Tiara mengeluarkan ktp mirip dengan miliknya. Shinta terkejut setengah mati. “itu palsu mbak!!!” bantah shinta. Reflek ia merogoh tas tangan yang dibawanya. Sial! Ktp aslinya tertinggal di asrama. Tiara tersenyum kaku. “coba aku tanyakan ke mas igor ya..” kata tiara sambil menghubungi sebuah nomor. Bunyi panggilan diluar jangkauan terdengar jelas ditelinga shinta..
Shinta panik. “begini.. mbak ikut kami dulu.. nanti disana kita bicarakan lebih tuntas masalah ini..” kata tiara pelan sambil menutup hpnya. Ia lalu berisyarat supaya diikuti. Mereka menuju ke parkiran atas.Ditengah perjalanan tiara berisyarat kke dira dan anton untuk mendekat.
“kalian punya silet cukur?” bisik tiara. Mereka menggeleng.”buat apa mbak?”tanya anton “udah kamu beli aja.. ntar aku tunggu diatas ya! Dekat pipa saluran angin pojok utara.” Kata tiara pelan. Anton langsung berbalik arah. Beruntung, dua toko dibelakang mereka suplier seluruh peralatan salon komplit grosir maupun eceran. Tak berselang lama anton menyusul mereka.
Sesampai diparkiran atas, di pojok sebuah saluran angin yang berisik tiara berhenti.
“maaf ya mbak shinta, ini memang prosedur kami untuk bertanya lebih lanjut. Tidak enak kalo didepan umum..” rambut sepinggang tiara beterbangan ditiup angin. Rambut shinta yang setumit itu berkelebat tak karuan. Shinta segera mengumpulkannya dan menaruh didepan dada agar tak acak acakan walau tertiup.”saya kan sudah bilang mbak.. itu KTP palsu.. saya punya buktinya tapi tertinggal dirumah.” Jelas shinta. Ttiara diam mengalihkan pandangan sejenak.
“bisa lihat isi tasnya?” kata tiara tiba tiba. Shinta tak berkutik. Dengan terpaksa ia serahkan tas tangannya. Dira yang menerimanya. Lalu mereka bertiga menggeladah isinya. “....jilbab pashmina.. make up.... dompet... isinya..ATM ..eh.. id card..” kata tiara pelan. Tiara terhenyak. “kamu anak pesantren? Kok ga pake jilbab? ” shinta diam memandangi tiara . “kalo liat nama pesantrennya sepupuku juga sekolah disana..”kata tiara. Tiara diam sesaat memandangi id card shinta yang berjilbab dan berkacamata. “ya ampun.. ah udah ah.. aku tahu kamu pasti mau berduaan dengan pacarmu diam2..oke. aku tahu.. aku tak akan lapor ke pihak pesantren.. toh aku sendiri juga tahu bagaimana sakitnya menjomblo.. oke cukup diselesaikan disini saja” tiara meyerahkan id card shinta ke dira dan berbisik. Lalu pergi dari tempat itu. “nanti diselesaikan sama mereka berdua ya mbak shinta..” kata tiara sebelum pergi.
Shinta hanya diam.. tiba2 dira mengeluarkan lakban dan dengan cepat mengunci tangan shinta. Shinta terkejut.
“ah..mas..ngapain ini mas..jangan mas..” shinta yang tak bisa beladiri itu teriak karena takut. Ia berontak. Dira mendudukkan paksa shinta dengan mudahnya. Shinta kini bersimpuh tak berdaya kalah dengan tenaga dira. Dengan cekatan dira pun mengunci kaki shinta dan memplesternya dengan lakban shinta melawan sebisanya tapi tangannya dicegah anton. Dira pun segera memplesternya dengan lakban yang banyak..
“diapain dir?” tanya anton.
“mbak tiara tadi pesen supaya digunduli rambut setumitnya” kata dira pelan.
“oh..” anton menjawab santai. Shinta ketakutan dengan perkataan dira digunduli. Ya, rambut setumitnya yang tebal hitam berkilau itu akan digunduli.
“AAAHH..JANGAN MAS.. RAMBUTKU JANGAN DIGUNDUL..” shinta berteriak keras. Sayang suaranya kalah dengan suara mesin dari lobang udara. Anton mengeluarkan silet cukur dari kantongnya.
“oalah.. jadi buat nggunduli mbak shinta ya.. sayang banget rambut bagus panjang setumit gini digunduli.. diiket dir..sayang rambutnya dibuang begitu saja..” kata anton. Dira dengan sigap menyerahkan lakbannya.
“dipartisi 3! Samping kanan kiri dan belakang pake plester itu!!” perintah dira.
Anton mempartisi rambut shinta menjadi 3 dan menguncirnya dengan lakban. Lalu dengan sigap mulai mencukur cambang sebelah kanan shinta.
“srekkk..srekk..” shinta bergidik
“KYAAAaaa...!!!”
Shinta menjerit sejadi jadinya. Tangisnya pecah. Rambutnya yang hitam berkilau itu dikerik anton.
“STOPP..MASS..JANGAN!! JANGAN!!! PLISS.. AH, RAMBUTKUUU!! RAMBUTKUU!!”
Perlahan kulit kepala mulai terlihat putih agak kehijauan. Rambut shinta sedikit demi sedikit mulai tanggal dari samping kanannya. Shinta berusaha berontak.
“tenang mbak.. nanti kegores loh..”ucap dira.Sia – sia saja, suara shinta kalah dengan bising mesin.
“srekk.. srekk..srekkk...srekk... sreeeekkkkk..” rambut disamping kanan shinta telah tanggal. Seperempat kepalanya halus mulus tanpa rambut secenti pun!!
“...sial... rambutnya tebal amat sih..capek aku.. berat motongnya” keluh anton. Shinta menggelinjang melihat rambut sebelah kanannya tanggal dan dipegang anton. Panjang sekali! Kepangan di samping kanan kepala shinta berayun lunglai didepan mata shinta membuatnya makin berontak. Anton gantian menahan tubuh shinta tetap bersimpuh. Kini dira mulai mencukur rambut kepala shinta bagian belakang. “jangan gerak ya mbak.. ih..mbak mbak kok gundul.. eh belum ding baru seperempat.. bentar ya mbak.. kubikin licin ntar.. ” dira terkekeh.
“srekk...srekk..sreeekkk..” shinta bergidik ngeri. Kepala terasa digaruk garuk kasar. Rasanya seperti diamplas.
“lucu ya.. botak seperempat.. eh, dir direkam dir.. sayang tadi nggak sejak awal ngerekamnya..” ujar anton menyesal. “padahal tadi rambutnya bagus banget sebelum dicukur. Gila surprise aku liat wanita punya rambut sepanjang ini potong rambut.. digundul lagi...”
“ngga papa.. aku dah siapin video sejak tadi..”
Dira dan anton terkejut dengan suara dibelakang. Tiara berjalan ke arah mereka. “loh, tak kira pulang mbak..” sapa dira yang asik menggunduli rambut setumit shinta. Dira terlihat sangat piawai. Bahkan shinta pun tak bisa bergerak sedikitpun. Tiara tertawa.
“nggak lah.. tadi aku ada kencan sama pacar bentar. Tapi tadi udah kubilang ada kerjaan yang kudu diselesaikan. Dia pengertian. Trus kusuruh nunggu di sebuah kafe dibawah.”
“sayang banget kalo ngelewatin adegan langka kayak gini.. ngeliat perempuan cantik, rambutnya indah hitam berkilau setumit.. digunduli..” tangan tiara meraba kepala shinta yang kini rambut belakangnya habis. Shinta berontak lagi..”YA AMPUUNNN KYAAaa ha..haha.. tampangnya..!!”
Tiara tak kuasa menahan tawa melihat shinta yang gundul. Anting disebelah kanannya berayun indah. Tapi rambut disebelah kirinya panjang menjuntai dilantai.
“nnunduk dikit..miring..miring.. ” pinta dira. Shinta sebetulnya tak mau tapi dira memaksa.
“sreekk...srekk..!! srekk....ups! okey tinggal setelapak tangan...” tiba tiba dira menghentikannya.
”mau coba?” tawar dira ke tiara. Seperti durian runtuh tiara langsung mencoba untuk menggunduli perempuan yang awalnya memiliki rambut lebih panjang darinya.
“srikk..srikk..” tak ada perubahan.. shinta menegang. Memejamkan mata. Tiara berhenti sejenak. Tak satupun rambut shinta terpotong. Tiara tertawa hingga terguling di tanah
“hyahaha.. aku ngga pernah liat model potongan kek gini.. ha..ha..”
Dira segera merebut pisau cukur dari tangan tiara dan mulai menggunduli rambut setumit shinta yang tersisa. Sekejap kemudian kepala shinta yang awalnya mempunyai rambut indah hitam berkilau itu plonthos. Halus tapi kasar bila diraba. Rambutnya yang tanggal dijumput anton dan dikumpulkan jadi satu. “kayaknya ada yang kurang” ujar tiara mengelus kepala shinta yang telah gundul
“aku ada pomade nih..” dira mengoleskan pomade. Pomade dira membuat kepala shinta yang sudah plontos itu semakin mengkilap. Tiara menyodorkan kaca dari wadah make up Shinta. Shinta melihat dirinya dengan kulit kepalanya mengkilap. Rambut setumitnya yang hitam berkilau digunduli tak bersisa.
“KYYAAaaaa...! AAAaaA!!..”
Shinta benar benar tak punya rambut sekarang.
Shinta meraung.. badannya kelojotan berusaha melepas plester ditangan dan kakinya
“udah..gundul pulang sana.. kamu nggak menarik lelaki manapun..”
Ujar anton sambil melepas ikatan plester di tangan dan kaki shinta. Tak ayal, shinta yang bebas langsung menyerang membabi buta. Ia berusaha mencakar dira dan anton. Tak kena. Shinta beralih ke tiara. Rambut tiara yang sepInggang itu dijambak.
“..HH..GUNDUL!! KAMU TAK GUNDUL SEKALIAN SINI!! HHIiihhh..!!!”
Tiara kesakitan. Tapi Cuma sebentar. Dibantu dira dan anton tiara bisa terlepas dari amukan shinta.
Shinta meraung. Tubuhnya lemas. Ia shock. Tiara dan dept dollectornya meninggalkannya begitu saja dengan rambutnya yang tanggal di lantai. Ia tak bisa berbuat apa apa lagi. Shinta tergugu.. sambil mengelus kepalanya yang kini gundul pelontos. Disamping rambut hitam berkilau setumit yang tergolek dilantai.

1 comment:

SALON HAIRJOB